Radarkepahiang.id - Turunnya harga kopi akibat mekanisme pasar, membuat para petani kopi tidak bisa menghindari terjadinya fluktuasi harga.
Maka dari itu, para petani kopi Indonesia perlu didorong untuk beralih ke produk bernilai tambah atau melakukan hilirisasi. Hal ini dibutuhkan agar kesejahteraan petani kopi lebih baik di tengah dinamika harga kopi yang tiba-tiba bisa berubah.
BACA JUGA:Harga Kopi Masih Tinggi, Presiden Jokowi Beri Tanggapan Begini!
BACA JUGA:Musim Pancaroba, Dirut RSUD Kepahiang Ingatkan Masyarakat Waspada Ancaman Penyakit Ini!
Hilirisasi yang dimaksud adalah, tahap pengolahan produk dari bahan mentah menjadi barang yang memiliki nilai tinggi dan siap dijual kepada konsumen akhir.
Usaha-usaha tersebut, tentunya masih dapat dikembangkan dan dihilirisasi lagi guna meningkatkan nilai tambah produk tanaman perkebunan kopi milik petani kopi Indonesia.
Ini bertujuan meningkatkan nilai tambah produk, pendapatan dan pengetahuan kelompok petani, melalui penerapan teknologi pascapanen dengan penerapan peralatan pengolahan setelah panen kopi sebagai peralatan pendukung kegiatan. Kemudian melalui sistem hilirisasi pengolahan produk tanaman kopi yang berpotensi menjadi produk unggulan hasil pertanian.
BACA JUGA:Sudah 3 Bulan, Puluhan Ton BBM Pertalite Oplosan Berhasil Dijual Warga Taba Saling
BACA JUGA:Segera Jual, Update Harga Kopi di Kepahiang Hari Ini Naik Lagi!
Metode pelaksanaan kegiatan yaitu sosialisasi program kegiatan, observasi mitra kegiatan, diskusi dengan kelompok mitra kegiatan dan penerapan program kegiatan.
Selanjutnya penerapan peralatan pendukung kegiatan pada program kegiatan, monitoring dan evaluasi program kegiatan pada mitra kegiatan.
Seperti yang diketahui jika fenomena penurunan harga kopi jenis robusta, sedang dialami oleh petani kopi Indonesia saat ini. Fenomena ini dirasakan para petani kopi Indonesia setelah merasakan nikmatnya lonjakan harga yang sempat menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah.