Radarkepahiang.id - Rupiah merupakan mata uang resmi negara Republik Indonesia. Sama halnya Ringgit Malaysia, Dolar Amerika, Renmibi Cina, Yen Jepang dan lain sebagainya.
Kemudian, secara umum uang adalah alat pembayaran resmi yang diakui oleh negara yang mengeluarkannya dan negara-negara lain didunia.
BACA JUGA:Dianggap Mengkebiri Kebebasan Pers, Ninik: RUU Penyiaran Bukan Upaya Perdana!
Setiap negara memiliki mata uangnya sendiri. Namun dalam perdagangan global, hanya terdapat beberapa mata uang saja yang dapat dipergunakan. Seperti Dolar Amerika, Euro, Poundsterling, Yen dan yang terbaru Renmibi yang market Cap nya tidak sebesar 4 mata uang sebelumnya. Lalu mengapa rupiah kita bisa terkena efek pengaruh global, terpengaruh tren global?
Dunia saat ini sudah saling bergantung antara satu negara dengan negara lainnya dalam membangun ekonomi. Indonesia membutuhkan barang-barang manufaktur dari Tiongkok karena murah. Sementara Tiongkok membutuhkan Kedelai dari Amerika Serikat. Kemudian Tiongkok juga membutuhkan batubara dari Indonesia dan lain sebagainya.
BACA JUGA:Pilkada 2024 Kabupaten Kepahiang Sedot Anggaran Daerah Hingga Rp30 Miliar
Sayangnya, kebutuhan Indonesia akan barang impor jauh lebih besar dari pada kebutuhan negara lain atas barang dari Indonesia. Sehingga antara ekspor dan impor mengalami defisit atau biasa dikenal sebagai Current Account Deficit (CAD).
CAD ini dapat mempengaruhi devisa negara yang nantinya digunakan untuk transaksi baik itu ekspor impor atau pembayaran utang negara dan swasta.
Jika devisa mengalami penurunan, maka rupiah menjadi tertekan karena pasar akan merespon bahwa supplat dolar dalam negeri, menjadi sedikit alias kering. Kemudian para pengusaha atau pelaku ekspor impor akan saling berusaha mengamankan stok dolar mereka.
Sebagaimana prinsip Demand-Supplay dalam ekonomi, ketika demand lebih besar dibanding supplay maka harga akan meningkat. Begitu pula rupiah terhadap dolar. Saat demand atas dolar meningkat maka harga dolar akan meningkat sehingga rupiah akan melemah nilai tukarnya terhadap dolar.
BACA JUGA:Naik Jadi Peringkat 5, Kabupaten Kepahiang Ditargetkan Bebas Stunting Tahun 2030
Itu dari satu sisi saja, yakni perdagangan. Bagaimana jika karena efek lainnya? Misalkan The Fed (Bank Sentral Amerika Serikat) menaikan suku bunga acuannya.