Sempat Jadi Kunci Kesuksesan Barcelona, Strategi Tiki-Taka Sulit Namun Menjanjikan!
RK ONLINE - Strategi Tiki-Taka, yang berasal dari gaya permainan Spanyol yang sukses di level internasional, telah menjadi salah satu pendekatan taktik yang populer dalam dunia sepak bola. Banyak tim di seluruh dunia mengadopsi strategi ini, termasuk di Timnas Indonesia yang juga mencoba menerapkannya dalam upaya meningkatkan permainan mereka.
Tiki-Taka adalah gaya permainan yang fokus pada pemegangan bola dengan banyak pindah-pindah pendek antara pemain. Tujuannya adalah untuk menguasai permainan dengan menjaga bola dalam tim sendiri dan membangun serangan bertahap melalui kombinasi pemain yang cepat dan akurat. Kecepatan, ketepatan, dan kesabaran dalam mengolah bola menjadi kunci dalam strategi ini.
BACA JUGA:Ditahan Imbang PSV, Borussia Dortmund Terancam Gagal Lolos 8 Besar Liga Champions
Gaya permainan ini sangat terkait dengan klub sepak bola Barcelona dan sukses besar yang diraih oleh klub tersebut di bawah arahan pelatih Pep Guardiola pada tahun 2008 hingga 2012. Namun, sejarah teknik Tiki-Taka sebenarnya memiliki akar yang lebih dalam.
Asal mula teknik Tiki-Taka dapat ditelusuri hingga era Johan Cruyff di Barcelona pada tahun 1990-an. Cruyff, yang menjadi pemain dan pelatih Barcelona, mengenalkan konsep permainan yang dikenal dengan sebutan "Futbol Total". Prinsip permainan ini mencakup penguasaan bola yang tinggi, pemindahan bola yang cepat, dan gerakan pemain yang cerdas. Cruyff mengambil inspirasi dari filosofi permainan total yang dikembangkan oleh pelatih Belanda, Rinus Michels.
BACA JUGA:Segera Persiapkan Diri, PPI Kabupaten Kepahiang Segera Buka Seleksi Paskibraka 2024!
Namun, gaya permainan Tiki-Taka yang sekarang dikenal secara luas baru benar-benar mengemuka pada saat Pep Guardiola mengambil alih kepemimpinan Barcelona pada tahun 2008. Guardiola memperbaiki dan menyempurnakan filosofi permainan yang telah diperkenalkan oleh Cruyff. Ia mengandalkan permainan kombinasi pendek yang cepat, pemegangan bola yang intens, dan tekanan tinggi untuk merebut kembali bola saat kehilangan.
Strategi ini sangat terkait dengan pemain-pemain seperti Xavi Hernandez, Andres Iniesta, dan Sergio Busquets, yang menjadi tulang punggung tim Barcelona pada masa itu. Mereka sangat terampil dalam menguasai bola, melakukan umpan pendek yang akurat, dan mempertahankan bola dari tekanan lawan. Tim Barcelona di bawah kepemimpinan Guardiola mencapai kesuksesan yang luar biasa, memenangkan berbagai gelar baik di tingkat domestik maupun internasional, termasuk Liga Champions UEFA.
BACA JUGA:Jangan Sampai Salah, Ini Pihak Berwajib Dalam Persyaratan Program Magang ke Jepang
Ketika Barcelona tampil begitu dominan, strategi Tiki-Taka mulai menarik perhatian klub dan tim nasional lainnya di seluruh dunia. Banyak klub-klub top seperti Bayern Munich, Manchester City, dan tim nasional Spanyol mengadopsi strategi ini dalam upaya mereka untuk memenangkan pertandingan. Para pelatih dan pemain lain mulai mempelajari dan menerapkan prinsip-prinsip Tiki-Taka dalam permainan mereka.