Lembaga tersebut menegaskan bahwa serangan terhadap pengungsi bukanlah tindakan terisolasi, melainkan hasil dari kampanye online yang penuh misinformasi, disinformasi, dan ujaran kebencian terhadap pengungsi.
BACA JUGA:6 Cara Ini Ampuh Menjadi Resolusi Pengembangan Diri Sepanjang Tahun 2024
Mereka mengingatkan bahwa pengungsi ini adalah korban konflik dan penganiayaan serta menyatakan bahwa Indonesia, dengan tradisi kemanusiaannya, telah membantu menyelamatkan mereka yang putus asa di lautan.
UNHCR juga mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati terhadap kampanye online yang berisi hasutan kebencian dan disebarkan luas di media sosial. Mereka memperingatkan bahwa informasi yang tersebar, terutama yang palsu atau dimanipulasi dengan menggunakan gambar yang dihasilkan oleh AI dan menyebarkan kebencian, perlu untuk diperiksa ulang.
Informasi terakhir menyebutkan bahwa lebih dari 1.600 pengungsi Rohingya saat ini berada di beberapa lokasi penampungan. Penolakan terhadap pengungsi ini mulai meluas sejak kedatangan mereka pada pertengahan November 2023, diikuti dengan berbagai ujaran kebencian di media sosial.
BACA JUGA:Solusi Kendala Otentikasi Pencairan Gaji Pensiun PNS, Buruan Catat!