Ratusan Mahasiswa Aceh Usir Paksa Pengungsi Rohingya

Ratusan Mahasiswa Aceh Usir Paksa Pengungsi Rohingya

Ratusan Mahasiswa Aceh Usir Paksa Pengungsi Rohingya /--antaranews.com

Ratusan Mahasiswa Aceh Usir Paksa Pengungsi Rohingya 

RK ONLINE - Pada 27 Desember 2023, ratusan mahasiswa dari beberapa universitas di Aceh mengusir paksa para pengungsi Rohingya dari tempat penampungan sementara mereka.

 

Massa mahasiswa dari Universitas Al Washliyah, Universitas Abulyatama, dan Bina Bangsa Getsempena menggelar demonstrasi di gedung Gedung Balee Meuseuraya Aceh (BMA) yang hanya berjarak 40 meter dari tempat pengungsian Rohingya. Mereka meminta pengungsi keluar, dan situasi memanas ketika negosiasi antara koordinator lapangan mahasiswa dengan petugas terjadi.

BACA JUGA:Pemerintah Beberkan Peserta Prioritas Seleksi CASN 2024

Tiba-tiba, sebagian massa mahasiswa merangsek masuk ke basement tempat para pengungsi berada. Kekerasan terjadi, dengan mahasiswa melempar botol air mineral dan bahkan menendang barang-barang di sekitar serta mengancam pengungsi dengan kekerasan.

 

Para pengungsi, yang terdiri dari anak-anak, pria, dan wanita, terdiam dan menangis ketakutan. Meskipun petugas keamanan berusaha, dengan kepolisian dan Satpol PP, massa yang berjumlah sekitar 500 orang tak mampu dibendung.

 

Setelah sekitar 30 menit di dalam basement, massa mahasiswa berhasil memaksa para pengungsi Rohingya keluar dan mengarahkan mereka ke mobil truk untuk dibawa ke kantor Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Aceh yang berjarak sekitar 1 kilometer dari BMA.

BACA JUGA:Kuota SNBP 2024 Diumumkan, Begini Cara Mengecek dan Tahapan Selanjutnya

Koordinator aksi dari Universitas Abulyatama, Muhammad Khalis, menyatakan dukungannya terhadap aspirasi masyarakat yang menolak kehadiran pengungsi Rohingya di Aceh dan mendesak untuk segera memindahkan atau memulangkan mereka ke negara asal.

 

Penerimaan sebelumnya terhadap pengungsi Rohingya oleh masyarakat Aceh atas dasar kemanusiaan berubah karena mereka diduga bukan lagi sebagai pengungsi, melainkan mencari pekerjaan di daerah tersebut.

Sumber: