Bunuh Diri Makin Marak Islam Solusinya
RK ONLINE - Fenomena bunuh diri makin marak, terutama di kalangan mahasiswa. Di Bengkulu, bulan November 2023 dalam rentan waktu yang hanya 7 hari saja, ada 2 kasus bunuh diri yang dilakukan oleh kalangan mahasiswa. Yakni tanggal 23 November mahasiswa STAIN dan 29 November, mahasiswa UNIB.
Seperti dilansir dari laman berita detik.com pada 29 November 2023, seorang mahasiswi berinisial MA (19) fakultas hukum UNIB mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di rumahnya.
Diduga kuat masalahnya adalah masalah percintaan. Sementara itu 7 hari sebelumnya, seorang mahasiswa IAIN Curup diketahui berinisial FI (21) jurusan PGMI juga di temukan meninggal tergantung di kontrakannya yang berlokasi di Kelurahan Dusun Curup. Diduga mahasiswa semester tiga ini berbuat nekat setelah mendapatkan nilai jelek di kampusnya.
BACA JUGA:Sempat Gempar, Polisi Hentikan Penyelidikan Kasus Suami Bunuh Diri Usai Bacok IRT Daspetah
Realitas ini tentunya sangat menyesakkan dada. Sosok mahasiswa yang dipandang memiliki intelektualitas dan di pundaknya, tersemat harapan calon pemimpin masa depan, ternyata banyak yang berjiwa lemah. Tidak sanggup menanggung beban yang dianggap terlampau berat sampai akhirnya memilih jalan pintas yang tragis.
Fakta ini memperlihatkan bahwa generasi ini sedang darurat kesehatan mental. Ketika seseorang dihadapkan dengan masalah hidup yang begitu berat menurutnya, kematian menjadi solusinya. Bunuh diri ini seolah merupakan sebuah solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah atau mencari jalan keluar terbaik dari masalahnya.
Memilih bunuh diri seakan menunjukan hidup tidak ada lagi artinya. Salah satu faktor yang menyebabkan seseorang melakukan aksi bunuh diri adalah, depresi karena masalah hidup yang tidak kunjung selesai. Sehingga makin banyaknya pemuda yang melakukan bunuh diri, sesungguhnya menggambarkan bahwa pemudanya sedang tidak baik-baik saja, yakni cenderung mengambil jalan pintas dengan bunuh diri untuk menyelesaikan masalahnya.
Mereka menjadi generasi yang mudah menyerah dalam menghadapi gelombang hidup ini. Akhirnya munculah sikap putus asa, stres, depresi, sehingga menjadi penyakit mental yang menghinggapi dalam banak dan kehidupan mereka. Dengan menganggap bunuh diri, semua beban masalah dan mental mereka akan berakhir atau terlepaskan.
Hal ini disebabkan karena diterapkannya sistem sekuler kapitalisme yang gagal mewujudkan generasi tangguh dan kuat. Sistem ini juga telah mengeliminasi peran keluarga, masyarakat, dan negara dalam pembentukan generasi terbaik.