Generasi yang memiliki mental rapuh biasanya dialami oleh mereka yang lahir atau besar di lingkungan keluarga broken home, hidup yang berjauhan dengan orang tua, dan fatherless, yaitu ayah ada, tetapi kehadiran mereka seperti tidak ada. Alhasil, anak tidak merasakan peran dan kehadiran ayah atau ibunya, baik itu secara fisik atau psikis.
Masyarakat yang individualis dan hanya mementingkan diri sendiri serta sekolah dengan kurikulum sekuler telah menjauhkan manusia dari aturan Allah SWT sehingga menghasilkan generasi yang memiliki cara pandang kapitalisme sekularisme dengan standar kebahagiannya meraih sebanyak-banyaknya materi atau duniawi. Belum lagi peran internet yang sudah menjadi sumber utama informasi, telah memberikan penggambaran tidak pantas tentang bunuh diri dan kesehatan mental.
BACA JUGA:Dugaan Sementara, Ini Penyebab Mahasiswa IAIN Curup Sampai Nekat Gantung Diri
Padahal Islam memiliki mekanisme untuk mencegah bunuh diri, yakni menanamkan atau menerapkan akidah Islam sejak dini pada anak-anak. Dengan akidah yang kuat, maka anak akan memahami visi dan misi hidupnya sebagai hamba Allah, yaitu beribadah kepada Allah, menaati seluruh perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.
Negara yang akan menerapkan kurikulum pendidikan berbasis akidah Islam. Negara harus pula memastikan para ibu untuk menjalankan kewajibannya dengan baik karena orang tua adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Oleh sebab itu, ketika Islam menjadi jalan hidup bagi setiap muslim, tidak ada generasi yang mudah putus asa atau sakit mentalnya.
Alhasil, mereka akan menjadi generasi yang tangguh dan memiliki mental baja karena Islam telah membentuk mereka menjadi generasi terbaik yang kuat dan tangguh. Wallahu a’lam bissowab.
BACA JUGA:Balap Liar Jadi Salah Satu Alasan Gubernur Bengkulu Usulkan Bangun Sirkuit Balap Permanen
Referensi