Dikonfirmasi terkait apa pengaruhnya terhadap Pemkab Kepahiang, Wakil Bupati Kepahiang, Zurdi Nata menuturkan bahwa secara garis besar, berhentinya SPBU Pasar Kepahiang dalam melakukan operasi sama sekali tidak berpengaruh.
Sebab menurutnya, suplay BBM dari Pertamina untuk Kabupaten Kepahiang jumlahnya masih tetap sama. Hanya saja jatah BBM untuk SPBU Pasar Kepahiang diambil alih oleh SPBU Kelobak sementar waktu.
"Tentunya untuk volume suplay BBM di Kabupaten Kepahiang tidak berpengaruh ya (SPBU Pasar Kepahiang berhenti operasi), sebab untuk suplay BBM dari Pertamina ke Kabupaten Kepahiang jumlahnya masih sama tidak berkurang. Karena saat ini suplay dioper ke kelobak," ujar Wabup.
Tapi karena SPBU yang berada di pusat kota ini berhenti beroperasi lanjut Nata, masyarakat sekitar terpaksa harus berpindah tempat untuk mengisi BBM ke SPBU Kelobak. Sehingga dampak yang paling terasa yakni panjangnya barisan antrean kendaraan yang mengular di SPBU Kelobak.
"Paling hanya antrean di Kelobak saja yang jadi lebih panjang, karena biasanya ada 2 titik pengisian BBM sekarang hanya tinggal 1 titik. Sisanya tidak terlalu berpengaruh," lanjutnya.
Sementara itu terkait hasil peninjauan apakah memang ada indikasi pencemaran yang dilakukan oleh SPBU Pasar Kepahiang, wakil bupati ini menjelaskan jika hari ini Pertamina kembali melakukan pengujian di tangki penampungan BBM SPBU Pasar Kepaiang.
BACA JUGA:Kepala OPD 'Tidak Becus' Siap-Siap Dimutasi, Sekda Kepahiang: Dicap Buruk!
Hasil dari pengujian lanjutan ini lanjutnya, baru akan keluar dan diterima dalam 2 atau 3 hari ke depan. Adapun metode uji yang digunakan adalah dengan menggunakan air yang dimasukan ke dalam tangki penampungan BBM SPBU Pasar Kepahiang.
"Nanti apa bila 2 atau 3 hari air ini berkurang, berarti memang ada kebocoran," singkatnya.