RK ONLINE - Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kabupaten Rejang Lebong, Zulfan Efendi menargetkan kasus stunting atau gagal tumbuh kembang pada balita bisa terus turun setiap tahun. Bahkan ditahun ini, penurunan kasus stunting di Rejang Lebong ditargetkan bisa ditekan hingga dibawah 20 persen.
"Kita menargetkan angka stunting di daerah ini setiap tahunnya turun. Tahun ini ditargetkan terus menurun di bawah 20 persen, " jelasnya.
Agar target ini bisa dicapai, seluruh OPD terkait di lingkungan Pemkab Rejang Lebong sudah berkomitmen melalui program-program yang disiapkan. Contohnya seperti Dinas Kesehatan (Dinkes) melalui kegiatan posyandu yang dilakukan di setiap desa dan kelurahan, peningkatan gizi masyarakat melalui program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) maupun pemberian tablet tambah darah.
"Kemudian Dinas PUPRP, dengan melakukan pembangunan infrastruktur air minum dan sanitasi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang ada di desa dan kelurahan yang terpencil dan padat penduduk, " lanjutnya.
BACA JUGA:Kasus Stunting Rejang Lebong Turun 5,8 Persen
Tak hanya itu, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) juga menekankan agar setiap desa menyiapkan anggaran khusus melalui Dana Desa (DD) untuk penanganan stunting.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan kasus stunting di Rejang Lebong pada 2021 lalu berada diangka 26 persen. Angka tersebut ditahun 2022 mengalami penurunan 5,8 persen menjadi 20,2 persen.
"Penurunan prevalensi stunting di tahun 2022 menempatkan Kabupaten Rejang Lebong pada peringkat kedua se-Provinsi Bengkulu bersama Kabupaten Lebong setelah Kota Bengkulu. Dengan peran serta seluruh stake holder, kami akan berusaha angka tersebut kembali bisa diturunkan tahun ini, singkatnya.