BACA JUGA:Jangan Takut, Disabilitas Juga Berpeluang Jadi ASN Dengan Layanan Prioritas
Kata-kata nama adalah doa, ternyata juga dibuktikan oleh Munir. Namanya yang berarti Cahaya Muhammad, membawa dirinya menjadi sosok paling bercahaya dari mereka 3 bersaudara. Segudang prestasi yang telah diraihnya membawa Munir sampai pada jenjang tingkat Nasional lantaran berhasil membukukan belasan prestasi baik dari ajang olahraga maupun keagamaan. Bahklan saat ini, sejumlah prestasi tersebut membawa Munir terbang ke Kota Balik Papan, Provinsi Kalimantan Timur untuk menghadiri undangan peringatan Hari Sumpah Pemuda 2022 sekaligus menerima penghargaan dari Kemenpora RI, Jumat 28 Oktober 2022.
Selain mengaji, Munir juga ahli dalam bermain catur. Sejumlah penghargaan yang diukir Munir pada cabang olahraga ini telah berhasil mengharumkan nama Provinsi Bengkulu terkhususnya Kabupaten Kepahiang, ini dibuktikan dengan sejumlah piagam penghargaan yang tersimpan rapi di dalam lemari pakaian yang ada di dalam kamarnya.
"Saya memang tidak bisa melihat, namun indera peraba saya masih sensitif. Saya belajar membaca tulisan dan juga huruf arab dengan menggunakan tulisan braile, sementara bermain catur agak sedikit berbeda. Pionnya diberi bambu sebagai tanda untuk kami (tuna netra) mengenal jenis pionnya dan papannya diberi lubang," lanjutnya.
Bicara soal hobi, Munir juga memiliki 5 ekor ayam yang setiap hari dirawat dan menjadi bagian dari hobinya. Dikala memiliki waktu senggang, Munir juga lebih banyak menghabiskan waktunya dengan membaca ayat-ayat suci Al - Qur'an dengan lantunan yang terdengar sangat merdu. Munir sendiri merupakan lulusan SDLB, SMPLB dan SMALB Kabupaten Kepahiang. Sejak mengenyam bangku pendidikan di sekolah ini, Munir telah banyak mengharumkan nama sekolah dengan menjadi jebolan MTQ dan juga catur.
BACA JUGA:Disdikbud Tunggu Surat Resmi Pusat
Meskipun tidak seberuntung anak-anak yang lain, sejak kecil Munir telah dididik oleh almarhum dan almarhuma kedua orang tuanya agar tetap berbesar hati dan ikhlas dalam menerima cobaan. Ditambah lagi perekonomian keluarga yang sangat memprihatinkan, membuat keluarga ini hidup dengan sederhana tanpa melirik kemewahan yang ada di sekitarnya.
"Penghasilan kami bertiga tidak menentu, namun kami tetap harus saling menjaga satu sama lain. Meskipun serba kekurangan, rumah tetap akan terasa hangat jika diisi dengan canda dan tawa," demikian Munir.
Dikalangan masyarakat sekitarnya, Munir dikenal sebagai pria yang ramah dan sering mengisi kajian di masjid. Seperti yang disampaikan Indah Monatriza, warga setempa. Dirinya mengaku sering melihat Munir merawat ayam peliharaannya. Sesekali dia perhatikan, Munir bersantai pada bangku yang terletak di halaman rumahnya, sembari melantunkan ayat suci Al-Quran.
"Yang saya tahu, Munir ini adalah pria yang ramah. Begitu pula dengan adik - adiknya, tidak pernah bikin ulah dan selalu tersenyum saat menyapa warga sekitar. Munir kerap memberi makan ayamnya setiap pagi, kadang juga terlihat bersantai sambil mengaji. Sosoknya periang dan sopan, bahkan kepada yang lebih muda sekalipun," pungkasnya.