RK ONLINE - Irigasi Air Kah yang berada di Desa Pulogeto Baru Kecamatan Merigi mengancam kerusakan lebih parah, lantaran derasnya debit air yang melalui irigasi itu. Semula hanya kisaran 150 meter saluran irigasi rusak yang tidak dibangun pada tahun 2019 lalu, tapi 3 tahun terakhir berangsur menyebabkan kerusakan pada beberapa titik irigasi lain yang dialiri Air Kah.
Kades Pulogeto Baru, Riska Amalia pada Selasa (20/9) kemarin mengatakan, pemerintah desa bersama masyarakat rutin melakukan gotong royong agar kerusakan bisa diminimalisir peningkatannya. "Ada kisaran 50 meter yang sanggup diperbaiki agar air bisa mengaliri sawah. Mencarikan bambu dan terpal untuk memperbaikinya. Tapi itu tidak maksimal, karena pengaturan air tidak teratur. Kerusakan irigasi bisa lebih parah apabila tidak diperbaiki permanen dalam waktu dekat," kata Riska.
Atas nama pemerintah desa dan masyarakat pengguna air kah, dikatakan Riska, pihaknya berharap pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten dapat mengalokasikan anggaran untuk rehab. Sebagian besar pengguna air kah adalah warga Desa Pulogeto Baru, sedikitnya ada 600 Ha sawah terdampak.
"Kami berharap segera dialokasikan anggaran pembangunan irigasi air kah ini. Kami meyakini terlepas ada persoalan warga yang menolak, itu persoalan dulu. Karena saat ini yang kami harapkan peningkatan infrastruktur pertanian, karena petani bergantung di irigasi itu," jelas Riska.
BACA JUGA:Pakai DAK Pembangunan Irigasi Air Kah Ditolak Masyarakat
Lebih lanjut, kata Riska, pihaknya berharap ke depan penggunaan aliran irigasi dapat dilakukan dengan teratur. Seperti setiap kali tanam masyarakat, sebagian menanam padi dan sebagian menanam palawija.
"Sehingga dengan pengaturan seperti itu penggunaan aliran air menjadi maksimal dengan tujuannya untuk produktivitas pertanian. Nanti kalau sudah baik, maka pengurus KP2A (Kelompok petani pemakai air) akan dibentuk agar tidak ada lagi keributan untuk menggunakan aliran air," demikian Riska. (rfm)