10 Orang Luka-luka
RK ONLINE - Ribuan mahasiswa kembali menggelar aksi di depan Kantor DPRD Provinsi Bengkulu sebagai bentuk menolak kebijakan naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dilakukan pemerintah pusat. Massa unjuk rasa adalah aliansi mahasiswa baik dari GMII, HMI, PMII, BEM Nusantara, GMKI dan PMKRI. Dikomandoi koordinator lapangan, massa menyampaikan tuntutan agar pemerintah segera mencabut kebijakan kenaikan harga BBM yang dilakukan pemerintah.
"Hidup mahasiswa, hidup rakyat Indonesia. Turunkan harga BBM yang menyulitkan rakyat, " teriak mahasiswa saat menyampaikan orasinya.
Massa kemudian menuntut para wakil rakyat untuk menemui dan mendengarkan secara langsung tuntutan mereka. Jika tidak mereka mengancam menerobos masuk ke gedung DPRD. Hingga akhirnya, belasan anggota DPRD Provinsi hingga Gubernur Bengkulu, Dr. H. Rohidin Mersyah, MMA menjumpai dan duduk bersama dengan para peserta unjuk rasa.
Hanya saja peserta demo menolak menyampaikan tuntutannya lantaran dari 45 anggota DPRD Provinsi Bengkulu hanya 19 anggota dewan saja yang hadir. Massa menginginkan minimal ada 24 anggota dewan yang ikut menemui. Hingga sakhirnya aksi berujung ricuh saat para para pendemo mencoba menerobos masuk ke Kantor DPRD.
"Sangat disayang akan dari kesepakatan untuk hadir anggota dewan sebanyak 24 orang tidak dituruti. Selain itu aksi pihak keamanan juga sangat kita sesalkan," kata Ketua Cabang GMKI Bengkulu.
BACA JUGA:Demo Penolakan Kenaikan BBM Ricuh
Pihak kepolisian terpaksa menembakkan gas air mata dan memukul mundur para pendemo yang mulai bertindak represif dengan melakukan pelemparan menggunakan batu ke gedung DPRD dan kepada pihak keamanan. Aksi demonstrasi berhasil dibubarkan sekitar pukul 18.00 WIB dengan dibantu pihak TNI yang ikut turun tangan menenangkan dan membubarkan massa.
Dari kericuhan yang terjadi, sekitar 10 orang baik anggota kepolisian maupun mahasiswa mengalami luka dan dilarikan kerumah sakit. Sementara 3 mahasiswa diamankan aparat karena diduga melakukan tindakan resesif. Ketiganya adalah Reza Ardiansyah dan Alfindo dari Unived Bengkulu dan Aprin Mahasiswa Universitas Fatmawati (UINFas) Bengkulu.
"Kita akan kawal teman kita yang tertangkap hingga bisa dibebaskan. Kedepan kita akan gerakkan aksi yang lebih besar lagi dan mengajak masyarakat lebih banyak lagi," kata Purwanto Pasaribu.
Menyikapi aksi demonstrasi ini, salah satu Anggota DPRD Provinsi Bengkulu Raharjo Sudiro mengungkapkan bahwa, DPRD Provinsi Bengkulu mendukung apa yang dituntut oleh para mahasiswa.
"Namun dalam hal ini tentunya kami berharap agar para mahasiswa harus menyampaikan aksi secara tertib, karena inikan menyuarakan keluhan rakyat. Tadi ada Ketua DPRD Provinsi Bengkulu Ihsan Fajri, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, Wakil Ketua Komisi l, Wakil ketua 3, dan anggota DPRD yang lainnya," singkatnya.