RK ONLINE - Kabar baik bagi petani kopi robusta di Kabupaten Kepahiang di tengah naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) saat ini. Apa? beberapa hari terakhir harga jual kopi kembali naik menyentuh harga tertinggi Rp 26 ribu per kilogram. Harga ini naik dari harga pada bulan Agustus lalu yang hanya Rp 22 ribu per kilogramnya. Ini disampaikan salah seorang pengusaha kopi di Kabupaten Kepahiang, H. Zurdi Nata, S.Ip, Rabu (7/9).
Dikatakan Zurdi Nata, fluktuasi harga kopi merupakan rantai pasar yang terjadi saat ini. Dirinya juga berharap kenaikan harga kopi terus bertahan supaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Terlebih, mayoritas masyarakat Kabupaten Kepahiang adalah petani kopi. "Iya ada kenaikan harga saat ini, cukup tinggi diharga Rp 26 ribu per kilo. Harga ini tentu dipengaruhi harga pasar. Mudah-mudahan bertahan sehingga berdampak langsung pada petani kopi kita," ujar Zurdi Nata.
BACA JUGA:Tingkatkan Kualitas Kopi
Dia mengatakan, kedepannya diharapkan program peningkatan produktivitas kopi di Kabupaten Kepahiang dapat diprioritaskan. Hal ini guna melihat peluang yang ada di tengah masyarakat yang mayoritas adalah petani kopi. "Selain produktivitas peningkatan komoditas kopi, petani juga membutuhkan pupuk, obat - obatan, dan racun rumput maupun racun serangga. Kita di pemerintah daerah juga akan meningkatkan program peningkatan produktivitas kopi," jelasnya.
Disisi lain, Zurdi Nata yang merupakan Wakil Bupati Kepahiang ini juga berharap melalui program-program pemerintah, petani dapat memaksimalkan mutu kopi. "Biasanya fluktuasi harga kopi dan panjangnya rantai pasar jadi masalah utama petani. Karena ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran. Walaupun demikian, petani kita minta tetap memasimalkan mutu kopi," pungkasnya.