RK ONLINE - Informasi terkait banyaknya meteran air yang hilang, ternyata sudah diketahui PDAM Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu. Meskipun demikian, dengan alasan sedang mengumpulkan informasi, perkara pencurian meteran air yang terjadi di Desa Tebat Monok Kecamatan Kepahiang ini belum sama sekali dilaporkan PDAM kepada pihak kepolisian.
Dirut PDAM Tirta Alami Kabupaten Kepahiang, Arminsyah, SE mengatakan jika dirinya sudah mengutus sejumlah petugas PDAM untuk memantau langsung ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan menghitung detil jumlah meteran yang hilang.
BACA JUGA:Sinergi Antisipasi Ancaman Perpecahan Bangsa
"Laporannya beda-beda. Ada yang belasan bahkan sampai ratusan. Jadi informasinya tidak sinkron. Kami akan pastikan terlebih dahulu kejadian sebenarnya seperti apa," ujar Armin.
Selain untuk memastikan jumlah meteran yang hilang, Arminsyah mengatakan jika sebelum melapor, pihaknya terlebih dahulu akan menghitung besaran kerugian yang dialami PDAM dalam aksi pencurian ini.
"Masyarakat yang merasa kehilangan meteran laporkan kepada kami. Sehingga bisa dihitung jumlah meteran yang hilang dan besaran kerugiannya," jelasnya.
BACA JUGA:Gaji Pasti Naik, Oktober Perekrutan PPK-PPS
Meskipun belum mengetahui jumlah pasti meteran air yang hilang ini, Arminsyah mengakui jika masing-masing meteran air ini sendiri memiliki harga yang bervariasi. Mulai dari Rp 150 - Rp 250 ribu/set.
"Harganya bervariasi jadi kita belum bisa pastikan berapa kerugiannya. Tapi jika memang benar dicuri, sudah pasti menjadi kerugian bagi kami," tutupnya.