Longsor. Irigasi Induk Patah, Warga Tertik Terpaksa Gotong – Royong

Jumat 28-01-2022,05:44 WIB
Reporter : Rakep Online
Editor : Rakep Online

200 Hektar Sawah Butuh Air

RK ONLINE - Sejumlah warga Desa Tertik Kecamatan Tebat Karai terpaksa melakukan gotong - royong untuk mengaliri area persawahan kisaran 200 Ha, Kamis (27/01). Gotong - royong yang dilakukan merupakan hari kedua dilaksanakan, lantaran irigasi induk area persawahan Desa Tertik patah akibat longsor yang terjadi, Jumat (14/01) lalu. Pascalongsor dan irigasi patah, sudah dilaporkan ke BPBD Kepahiang dengan harapan adanya penanggulangan secara kedaruratan, tapi BPBD Kepahiang hanya memberikan dana Rp 2 juta ditambah lagi dengan anggota DPRD Kepahiang Nanto Husni Rp 1 juta dan pelaksanaan dilakukan dengan gotong royong. Kades Tertik, Tamrin mengungkapkan, gotong - royong yang dilaksanakan pihaknya sudah berjalan 2 hari. Pihaknya melakukan perbaikan aliran air dari irigasi dengan menggunakan drum, karena masyarakat Tertik sangat membutuhkan air tersebut. Kondisinya sekarang padi masyarakat ada yang baru berumur 20 hari, ada juga yang baru melakukan penanaman. "Dengan dana seadanya, masyarakat melakukan gotong - royong dan sudah berjalan 2 hari, dimungkinkan besok (hari ini, red) akan tuntas. Mengapa ini cepat kita lakukan, karena masyarakat sangat membutuhkan air untuk mengaliri area persawahannya," ungkap Tamrin. Perbaikan yang dilakukan masyarakat secara gotong - royong, tetap saja meminta kepada Pemkab Kepahiang melakukan pembangunan dengan cara permanen. Karena dengan perbaikan secara tradisional ini, aliran air tidak akan bertahan lama, sementara masyarakat setiap tahunnya sangat membutuhkan air. "Kita tetap berharap adanya pembangunan yang dilakukan pemerintah, sehingga irigasi kita bisa bertahan lama. Karena area persawahan kisaran 200 Ha, seluruhnya membutuhkan air setiap tahun," demikian Tamrin. Sebelumnya diberitakan, Kepala BPBD Kepahiang Ir. Taufik melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik, Intan Haerani, SP mengatakan, atas kejadian tersebut pihaknya sudah melaporkan kepada Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalpos) BPBD Provinsi Bengkulu. Selain itu pihaknya juga telah melaporkan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). "Informasi bencana tersebut yang memutuskan irigasi induk sudah kita cek secara langsung dan kita laporkan baik ke BPBD Provinsi Bengkulu maupun BNPB. Sembari menunggu tindaklanjut dari laporan, maka kita berikan bantuan untuk kedaruratan Rp 2 juta," kata Intan.   Pewarta : Epran Antoni/Krn
Tags :
Kategori :

Terkait