RK ONLINE - Apa yang dialami Wg (73), warga Desa Taba Mulan Kecamatan Merigi Kabupaten Kepahiang sangat miris. Usai divonis positif Covid 19, keberadaan Lansia tersebut sempat ditolak tetangganya. Apa yang dilakukan warga sangat wajar. Keberadaan pasien positif Covid-19, yang sudah semestinya mendapat fasilitas isolasi dari pemerintah tidak dijalankan. Untung saja, setelah melalui proses mediasi, Wg akhirnya diterima dan diperbolehkan menjalani isolasi secara mandiri di desa. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang H. Tajri Fauzan, SKM, M.Si, Senin (03/08/2020) menyampaikan, awalnya, rencana isolasi mandiri pasien ditolak masyarakat. Melibatkan perangkat desa, keluarga, Bhabinsa, Bhabinkamtibmas dan warga proses mediasi dilakukan. Mendapatkan edukasi dari para pihak, akhirnya warga diterima dan memperbolehkan pasien menjalani isolasi mandiri di rumahnya sendiri. "Memang sempat ada penolakan dari warga setempat. Tapi sekarang (kemarin red) setelah diberikan pengertian, mereka mengerti dan memperbolehkan pasien menjalani isolasi mandiri di kediamannya," ujar Tajri. Penolakan warga Taba Mulan adalah hal yang wajar. Selain memang karena masyarakat khawatir, pasien ke 11 Kabupaten Kepahiang di atas tercatat sebagai yang pertama di Kecamatan Merigi khususnya Desa Taba Mulan. "Sekarang masyarakat Taba Mulan sudah mengerti dan paham. Sehingga isolasi mandiri sudah mereka perbolehkan," jelas Tajri. Mengenai kondisi pasien, disampaikan dalam keadaan stabil. Selain tidak memiliki penyakit penyerta, Tajri memastikan pasien yang diduga kuat ditulari anak kandungnya sendiri ini tidak memiliki gejala klinis seperti sesak nafas, batuk maupun filek. "Tetap saja, usia lanjut tentu akan sangat beresiko dan rentah menimbulkan gejala klinis," pungkasnya. Pewarta : Hendika Andesta Editor : Candra Hadinata
Kasihan, Warga Sempat Tolak Lansia Covid-19 Taba Mulan
Selasa 04-08-2020,01:53 WIB
Editor : Rakep Online
Kategori :