Rp 76,7 Ribu Perkilo, Harga Lada di Pasar Global Cenderung Masih Stabil

Rp 76,7 Ribu Perkilo, Harga Lada di Pasar Global Cenderung Masih Stabil

Harga lada Indonesia di pasar global. --Istimewah

Radarkepahiang.id - Dengan angka USD 4.900, harga lada di pasar global saat ini cenderung masih stabil Rp 76 ribu perkilo. Memang harga lada di pasar global pada tahun 2024, mengalami penurunan dibeberapa negara seperti Malaysia, Vietnam dan Brazil. 

BACA JUGA:Dolar USA Melemah, Harga Kopi di Kepahiang Hari Ini Semakin Meruncing ke Atas!

BACA JUGA:Warga Pasar Ujung Kepahiang Ciptakan Gapura Viral dari Sampah Daur Ulang dan Bahan Alami, Dijamin Juara 1!

Seperti dilansir dari International Pepper Community, harga lada hitam ASTA di Malaysia tetap stabil di level USD 4.900 per ton. Artinya dengan nilai USD per 16 Agustus 2024 adalah Rp15,6 ribu, artinya harga lada hitam di pasar global cenderung masih stabil pada angka Rp 76,7 ribu perkilo.

 

Sedangkan untuk harga lada putih ASTA bertahan pada level USD 7.300 per ton atau jika dirupiahkan menjadi Rp 114,3 ribu perkilo. Kemudian untuk harga ekspor lada hitam di Vietnam dengan grade 500 dan 550 g/l, masing-masing bertahan di level USD 4.200 perton atau Rp 65,8 ribu perkilo dan USD 4.300 perton atau Rp 67,3 ribu perkilo.

BACA JUGA:Petani Kopi Indonesia Makin Sejahtera, Begini Solusi Atasi Fluktuasi Harga Kopi yang Berpotensi Turun Drastis

BACA JUGA:Harga Kopi Masih Tinggi, Presiden Jokowi Beri Tanggapan Begini!

Harga ekspor lada putih ASTA dipastikan stabil pada angka USD 6.000 perton atau Rp 94 ribu perkilo. Sedangkan di Brazil harga lada hitam ASTA 570 tetap bertahan di USD 4.300 perton atau Rp 67,3 ribu perkilo.

 

Berbeda dengan negara lain, harga lada Indonesia di pasar global cenderung mengalami kenaikan dan penurunan. Harga lada hitam di Indonesia, turun 0,64% hingga mencapai USD 4.569 perton atau Rp 71,5 ribu perkilo. Sementara itu, harga lada putih naik sebesar 0,51% menjadi USD 6.069 perton atau Rp 95 ribu perkilo.

 

Harga lada di pasar global saat ini masih belum berubah karena pasar masih menunggu ekspor dari negara-negara produsen utama seperti Vietnam. 

Diperkirakan bahwa harga lada di negara-negara produsen akan terus bertahan tinggi karena meningkatnya permintaan. Sementara suplai dari Indonesia, Brazil, Malaysia dan Kamboja tidak cukup untuk mengimbangi berkurangnya ekspor dari Vietnam.

Sumber: