Dibalut Kisah Kelam, THL Damkar Kepahiang Ini Simpan Puluhan Koleksi Uang Kuno, Simak Cerita Sengkapnya!
Kisah kelam uang kuno koleksi THL Damkar Kepahiang--Istimewah
Dibalut Kisah Kelam, THL Damkar Kepahiang Ini Simpan Puluhan Koleksi Uang Kuno, Simak Cerita Sengkapnya!
RK ONLINE - Eko Sulistianto, merupakan salah satu dari sekian banyak personel THL Damkar Kepahiang. Berada di bawah naungan Satpol PP PBK Kepahiang, Eko mengabdikan dirinya sebagai petugas pemadam kebakaran di lingkungan Pemkab Kepahiang yang siaga menunggu panggilan darurat saat ada peristiwa kebakaran.
BACA JUGA:Sambut Kolektor Uang Kuno, Warga Kepahiang Miliki Rausan Lembar Uang Kuno Peninggalan Buyut
Namun siapa sangka, Eko ternyata anggota THL Damkar yang memiliki puluhan koleksi uang kuno yang bisa jadi salah satunya, merupakan incaran dari banyak kolektor uang kuno yang rela bayar mahal dan menghamburkan uang hingga ratusan juta, demi selembar atau sekeping uang kuno yang memiliki nilai sejarah dan budaya.
Tidak hanya uang kuno yang dicetak dalam bentuk uang kertas, THL Damkar Kepahiang juga memiliki koleksi uang kuno dalam bentuk kepingan koin dengan usia yang sudah puluhan tahun lamanya.
BACA JUGA:Sistem Hybrid, Ini Alasan Pemerintah Instruksikan PNS WFH dan WFO
Kepada Radarkepahiang.id, THL Damkar Kepahiang ini menceritakan jika setiap lembar dan kepingan uang kuno koleksinya tersebut, tidak hanya memiliki nilai sejarah dan budaya. Tetapi menurutnya, koleksi uang kuno tersebut memiliki kisah kelam dan cerita pahit berdasarkan pengalaman pribadinya.
Hal ini pula lanjut Eko yang kemudian membuat dirinya memutuskan untuk menyimpan uang kuno yang sudah tidak diproduksi oleh Bank Indonesia ini. Seperti apa ceritanya? berikut pengakuan Eko, THL Damkar yang memiliki puluhan lembar dan keping uang kuno yang kini sudah menjadi "barang antik":
1. 3 Lembar uang kuno Rp100
Ketika masih duduk dibangku SMA, Eko mengaku memiliki 2 teman karib yang selalu menjadi teman seperjuangannya semasa sekolah. Tiga sekawan ini, selalu menghabiskan waktu bersama, terutama saat masih mengenyam pendidikan.
Namun pascaperpisahan sekolah, tiga sekawan ini mulai berpisah dan memilih untuk menjalani kehidupan masing-masing di kota yang berbeda-beda.
Sumber: