Wabah DBD Semakin Mengancam

Wabah DBD Semakin Mengancam

DOK/RK : Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Wisnu Irawan, S.Kep, MM--

RK ONLINE - Wabah DBD di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu saat ini semakin mengancam dan kian mengkhawatirkan. Dengan jumlah total kasus sementara yang sudah menyentuh angka 56 kasus, diprediksi jumlah kasus DBD 2022 ini masih akan terus bertambah hingga penghujung tahun nanti. 

BACA JUGA:Narkoba, 11 Pria Diringkus Polres Kepahiang

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang, H. Tajri Fauzan, S.KM, M.Si melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Wisnu Irawan, S.Kep, MM mengatakan kalau perkembangan kasus DBD pada dasarnya tidak bisa ditebak. Namun salah satu faktor yang paling mempengaruhi kasus DBD di Kabupaten Kepahiang adalah cuaca yang terkadang hujan dan terkadang panas. 

 

"Cuaca di Kabupaten Kepahiang inikan tidak menentu. Dalam artian, sehari panas terik dan 2 hari kedepannya bisa turun hujan. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan nyamuk pembawa virus DBD. Kemungkinan kasus DBD akan terus bertambah. Apa lagi 2022 ini, masih menyisakan 4 bulan lagi," kata Wisnu. 

BACA JUGA:Siap-siap, Pekan Ini Inspektorat Bakal 'Obrak-abrik' SPj DD ADD di Seberang Musi

Jumlah kasus wabah DBD yang terjadi saat ini, menurut Wisnu sudah melebihi jumlah kasus yang terjadi sepanjang 2021 lalu. Maka dari itu sebagai upaya mengantisipasi perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti, Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang menyarankan masyarakat melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuknya (PSN). Seperti Menguras, Menutup dan Memanfaatkan barang daur ulang (3M). Selain itu, menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 

 

"Masyarakat kita harus menerapkan PHBS dengan cara menjaga kebersihan rumah dan lingkungan. Sehingga jentik tidak menjadi nyamuk yang dapat membahayakan," sampai Wisnu. 

 

Selanjutnya jika mengalami demam, dia mengharapkan agar masyarakat segera kontrol ke tempat pelayanan kesehatan terdekat. Namun jika hasilnya positif terserang wabah DBD, masyarakat tetap dianjurkan untuk segera melaporkannya kepada pihak kesehatan. 

"Walaupun sekarang anggaran untuk fogging sudah habis, kita pastikan laporan masyarakat terkait DBD akan ditindaklanjuti dengan langkah penanggulangan. Yang terpenting sekali, jaga kesehatan diri dan keluarga serta periksa kesehatan ke dokter," ujarnya.

BACA JUGA:Belum Setahun Dana Fogging Sudah 'Putus'

Sekedar mengingatkan kembali jika sebelumnya diberitakan, sepanjang Januari - Agustus 2022 ini kasus DBD di Kabupaten Kepahiang sudah 56 kasus. Meskipun masih menyisakan beberapa bulan hingga penghujung tahun, jumlah kasus DBD tahun ini sudah melebihi jumlah kasus DBD 2021 lalu yang berjumlah 53 kasus. Dari total 14 Puskesmas yang ada di Kabupaten Kepahiang, kasus terbanyak terjadi di wilayah Kecamatan Kepahiang.

Sumber: