Jangan Cuek dengan Dampak Perubahan Iklim

Jangan Cuek dengan Dampak Perubahan Iklim

Anggota DPD RI, Hj. Riri Damayanti John Latief.--

RK ONLINE - Seiring meningkatnya kejadian banjir, hujan yang tidak menentu dan kadang disertai angin kencang, cuaca ekstrem, pemanasan global, kekeringan, semua menjadikan isu perubahan iklim kian menjadi sorotan berbagai kalangan mulai dari ekonom hingga agamawan.

Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Riri Damayanti John Latief mengatakan, di Bengkulu muncul berbagai persoalan di kawasan pesisir sebagai dampak pemanasan global yang semula terjadi secara perlahan namun belakangan terus meningkat semakin cepat.

"Di Kabupaten Bengkulu Utara beberapa waktu yang lalu didapati berhektare-hektare tanah hilang dan menyatu bersama laut akibat abrasi. Begitu juga wilayah pesisir 6 kabupaten dan 1 kota yang ada di Bengkulu. Perubahan iklim ini harus jadi perhatian serius," kata Hj Riri Damayanti John Latief, Senin (18/7).

Dewan Penasehat Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kota Bengkulu ini menilai, semua kebijakan yang kurang memperhatikan keseimbangan alam dan apapun yang membuat bumi semakin rapuh harus mulai ditinggalkan dan digantikan melalui model pembangunan yang tidak eksploitatif serta bertanggung jawab terhadap kelestarian sumber daya alam dan lingkungan. 

"Pembangunan nggak boleh berhenti, tapi harus ramah dengan lingkungan. Jangan ikut-ikutan dengan pihak-pihak yang cuek dengan dampak perubahan iklim. Semua harus terjun dalam aksi nyata. Kurangi pakai plastik, kurangi pakai energi fosil, hijaukan kembali hutan-hutan yang digunduli sembarangan," tandas Hj Riri Damayanti John Latief.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Barisan Pemuda Nusantara (Bapera) Kabupaten Kepahiang ini menekankan, kementerian terkait yang menjadi mitra Komite II DPD RI hendaknya dapat terus meningkatkan perannya dalam menghasilkan listrik yang ramah lingkungan.

"Masyarakat sekarang punya banyak peralatan elektronik yang tentu akan berdampak terhadap kebutuhan listriknya. Sementara energi yang dihasilkan sudah nyata merusak alam. Jadi peralihan penggunaan energi ini mesti cepat dan tepat," tandasnya.

Wakil Ketua Bidang OPK BKMT Dewan Masjid Indonesia Provinsi Bengkulu ini menambahkan, para pemuka agama telah satu suara dalam menyeru umat manusia untuk sama-sama menyikapi krisis perubahan iklim beserta dampak dan tindakan yang perlu diambil. 

"Saat banyak manusia tidak taat kepada Allah subhanahu wa ta'ala para nabi tampil untuk memberi peringatan akan bahaya yang mengancam. Sekarang agama telah tampil ke depan. Semoga seruan para pemuka agama di dunia ini membuat agamawan di seluruh negara bergerak untuk mengingatkan manusia untuk bertobat," tutup Hj Riri Damayanti John Latief. (**)

Sumber: