Hingga Juni Terjadi 117 Kasus DBD di Kota Bengkulu

Hingga Juni Terjadi 117 Kasus DBD di Kota Bengkulu

DOK/RK : Kantor Dinkes Kota Bengkulu--

RK ONLINE - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu mencatat adanya peningkatan secara signifikan terhadap kasus Deman Berdarah Dengue (DBD) yang terjadi di wilayah Kota Bengkulu dalam kurun waktu awal Januari hingga akhir Juni 2022. 

Kepala Dinkes Kota Bengkulu, Sri Martina, S.KM melaui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Neli Hartati, SKM, MM mengatakan, hingga Juni 2022 ini telah terjadi 117 kasus DBD.

"Kasus DBD terus naik. Bahkan angka peningkatan ini lebih besar dari periode tahun 2021 lalu," paparnya, Jumat (24/6). 

Dirincikannya, dari 117 kasus DBD masing-masing terjadi pada bulan Januari sebanyak 22 kasus, Februari 25 kasus, Maret 12 kasus, 8 kasus pada bulan April, 31 kasus pada bulan Mei, serta 19 kasus hingga di bulan Juni 2022 ini. Melihat peningkatan kasus DBD ini, Dinkes mengimbau masyarakat untuk waspada dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta memutus mata rantai atau perkembanganbiakan penyebab utama penyakit DBD yakni nyamuk Aedes Aegipty yang merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit DBD. 

"Kita himbau masyarakat untuk melakukan pola hidup bersih dan sehat serta memberantas faktor penyebab utama terjadinya DBD yakni memberantas perkembang biakan nyamuk, dengan gotong royong membersihkan lingkungan, membuang air yang terkenal, hingga membersihkan bak air rutin agar tidak dijadikan tempat nyamuk berkembang biak, hingga kembali menggalakan program satu rumah satu juru pemantau jentik," imbau Neli.

Dirinya juga mengimbau agar masyarakat yang memiliki gejala terkena DBD untuk segera melakukan pemeriksaan ke pusat layanan kesehatan terdekat, hal ini agar dapat dilakukan pertolongan dengan segara dan tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.

Sementara itu, Pemkot dan pihak terkait hingga saat ini belum melakukan pemberantasan bibit nyamuk di pemukiman warga dengan kegiatan fogging atau pengasapan. Hal ini dikarenakan masyarakat dalam satu daerah belum terjangkit dalam jumlah banyak dan akan melakukan fogging jika dalam satu daerah terjadi hal tersebut.

 

Pewarta : Gatot Julian/Krn

Sumber: