Ancaman PMK, Bupati Minta Distan Bergerak

Ancaman PMK, Bupati Minta Distan Bergerak

RK ONLINE - Kabupaten Kepahiang merupakan daerah dengan Sentra Peternakan Hewan (SPR) dengan jumlah populasi hewan ternak seperti sapi dan kambing cukup besar. Meski belum ditemukan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Kepahiang yang sudah menyerang ternak pada beberapa daerah, Bupati Kepahiang Dr. Ir. Hidayattulah Sjahid, MM, IPU menginstruksikan agar Dinas Pertanian (Distan) tetap mewaspadai penyakit tersebut serta melakukan tindakan-tindakan antisipasi. "Sejauh ini belum ditemukan kasus penyakit PMK menyerang hewan ternak di daerah kita. Tetapi karena terdapat sentra peternakan yang lumayan banyak di daerah kita, maka virus ini harus diwaspadai. Dinas Pertanian harus memperketat lalu lintas ternak yang masuk ke Kabupaten Kepahiang," sampai Bupati. Dia melanjutkan, kalau terjadi serangan PMK tentu akan berdampak sosial ekonomi bagi peternak. Selain menghambat pertumbuhan ternak, risiko abortus hingga menyebabkan kematian. "Kita berharap Dinas Pertanian mewaspadai ini dengan memberikan edukasi kepada petani peternak, jangan sampai penyakit PMK yang menyerang ini berdampak pada sosial ekonomi masyarakat," ucap Bupati. Mencegah penyebaran virus tersebut, dilanjutkan Bupati, dapat dilakukan penyemprotan disinfektan pada ternak serta kandang. Kemudian mengontrol gizi ternak dan memberikan vaksin terhadap hewan ternak. "Banyak cara yang harus dilakukan untuk mengantisipasi penyakit ini. Jangan sampai setelah terjadi baru sibuk melakukan antisipasi, percuma sudah terlambat," demikian Bupati.    

Begini Cara Kenali Hewan Ternak yang Positif PMK

Kepada Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Perikanan (KPKP) Jakarta Barat memberikan cara kepada masyarakat agar bisa mengenali hewan yang positif penyakit mulut dan kuku (PMK). Dia menjelaskan, hewan yang positif wabah tersebut memiliki ciri khusus, terutama pada bagian fisik. "Penyakit mulut dan kuku ini mempunyai ciri khusus dari fisik," kata Iwan Indrianto saat dihubungi di Jakarta, Jumat (20/5). Iwan mengatakan hewan yang terjangkiti PMK itu memiliki luka bintik di mulut, lidah, dan gusi. "Periksa mulutnya itu seperti banyak sariawan atau pecah-pecah, lidahnya juga banyak sariawan," kata Iwan. Menurut dia, adanya sariawan itu membuat hewan kehilangan nafsu makan, sehingga akan terlihat sedikit kurus. Selain itu, di bagian kuku kaki terlihat luka sayatan sehingga kakinya tidak kuat untuk menopang tubuh hewan. Iwan menjelaskan, jika warga menemukan hewan ternak dengan gejala seperti itu, maka warga bisa langsung melapor ke pihaknya agar bisa ditangani lebih lanjut. Sejauh ini, Iwan beserta jajarannya sudah memeriksa hampir 1.700 hewan ternak yang terdiri dari sapi, kerbau, dan kambing. Ribuan hewan ternak tersebut diperiksa dari 78 tempat ternak atau penampungan hewan yang mayoritas berada di kawasan Kalideres dan Cengkareng, Jakarta Barat. Berdasarkan pemeriksaan tersebut, Iwan belum menemukan adanya hewan yang bergejala PMK. Namun, jika pihaknya menemukan hewan terjangkiti PMK dalam pemeriksaan selanjutnya, petugas akan langsung membawa hewan tersebut untuk diperiksa. "Langsung kami berikan vitamin untuk penyembuhan dari hewan tersebut supaya tidak lebih menjalar dan kita akan isolasi hewan tersebut," kata Iwan.   Pewarta : Reka Fitriani/Antara/JPNN/Krn

Sumber: