Sikapi Tingginya Aktivitas Kegempaan Bengkulu
RK ONLINE - Meski gempa, banjir dan angin puting beliung tetap terjadi, namun pada bulan Ramadan 1443 Hijriah musibah-musibah bencana yang terjadi tidak terlalu memiliki efek merusak. Amal ibadah yang dilakukan masyarakat dapat terlaksana dengan khidmat dan kondusif karena memang bencana yang terjadi tidak terlalu parah. Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Riri Damayanti John Latief mengatakan, DPR dan pemerintah perlu agar kembali membahas Rancangan undang-undang (RUU) Penanggulangan Bencana mengingat perbedaan antara dua lembaga itu hanya menyangkut perkara yang bisa dikompromikan. "RUU itu dibutuhkan masyarakat di negeri bencana. Jangan karena alasan yang sebenarnya bisa dikompromikan terus pembahasannya dibatalkan. Sudah banyak ahli yang mengingatkan perubahan iklim yang terjadi semakin genting. Harus diantisipasi," kata Hj Riri Damayanti John Latief, Selasa (10/5/2022). Plt Ketua DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Bengkulu ini menjelaskan, urgensi RUU penanggulangan bencana terletak pada isi regulasi, bukan tentang nomenklatur sebuah badan yang sampai dua tahun pembahasannya tak kunjung disepakati. "Kalau berbicara tentang kebutuhan sebuah undang-undang, coba bayangkan posisi kita sebagai korban. Bayangkan saat rumah kita habis ditelan gempa, atau hanyut oleh banjir, atau diterbangkan puting beliung. Saya rasa rekan-rekan di parlemen akan menyesal menunda RUU penanggulangan bencana itu," ujar Hj Riri Damayanti John Latief. Dewan Penasehat Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kota Bengkulu ini menjelaskan, secara geografis, Bumi Rafflesia terbilang kurang baik dengan indeks risiko bencana peringkat 5 sebesar 157,14 di Indonesia. Kuantitas gempa di Bengkulu rata-rata sebanyak 44 kali dalam sebulan atau total 5355 gempa dalam 10 tahun terakhir. "Kalau ini tidak diantisipasi dengan baik, Bengkulu akan selalu mengalami kesulitan untuk membangun ekonomi karena membuat investor enggan berinvestasi walaupun sebenarnya kuantitas gempa yang sering terjadi ini menurut ahli sebenarnya hal baik. Seismic energy yang dikeluarkan relative bertahap ketimbang dikeluarkan sekaligus dalam bentuk gempa besar," sampai Hj Riri Damayanti John Latief. Wakil Ketua Umum BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Provinsi Bengkulu ini menambahkan, Ramadan yang lalu memberikan hikmah bahwasanya bencana bisa saja dicegah dengan memperbaiki ibadah kepada Allah subhanahu wa ta'ala. "Tapi nggak kalah penting untuk ditanggulangi secara fisik seperti melindungi agar hutan tidak gundul, tidak membuang sampah sembarangan dan lainnya, serta ditanggulangi secara regulasi lewat RUU penanggulangan bencana tadi. Ini juga bentuk ikhtiar yang dianjurkan dalam agama," demikian Hj Riri Damayanti John Latief. Pewarta : **/Rls/Adv
Sumber: