Bantu Korban Kebakaran Bupati Kecewa Petugas Damkar Lambat
RK ONLINE - Sebagai bentuk belasungkawa, mewakili Pemkab Rejang Lebong Provinsi Bengkulu, Senin (27/12/21) Bupati Rejang Lebong Drs. Syamsul Effendi, MM turun langsung menyalurkan bantuan untuk keluarga korban kebakaran yang terjadi di Jalan DR. Ak. Gani Kecamatan Curup Utara, Minggu (26/12/21) lalu. Bersamaan dengan ini Syamsul mengaku sangat menyesalkan lambatnya respon Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) dalam menindak lanjuti informasi kebakaran. Bukan hanya itu saja, peristiwa tersendatnya alat semprot yang ada pada mobil Damkar ikut membuat bupati ini semakin geram. Karena akibat kelalaian ini, Syamsul mengatakan jika 4 unit rumah warga tidak berhasil diselamatkan dan ludes terbakar Si Jago Merah. "Saya selaku kepala daerah meminta maaf kepada masyarakat dan korban kebakaran atas lambatnya layanan kami. Ditambah lagi dengan tersendatnya alat penyemprot pemadam kebakaran. Ini benar - benar menjadi bahan evaluasi dan perhatian kami kedepan," ujar sesal Syamsul. Baca juga : 4 Unit Rumah Ludes Dilalap Si Jago Merah Dengan adanya kejadian demikian, Syamsul mengingatkan agar Dinas Damkar lebih peka terhadap kejadian, terutama bencana kebakaran. Sehingga peristiwa kebakaran yang terjadi di Kelurahan Dusun Curup dan menghabiskan 4 unit rumah sekaligus ini, tidak sampai terulang kembali. Karena menurutnya jika petugas Damkar tanggap dan lebih cepat memberikan respon, kemungkinan korban dari ganasnya kobaran api ini bisa diminimalisir. "Saya sangat bingung kok ada kebakaran justru saya yang terlebih dahulu tahu dari pada petugas Damkar. Ini yang benar - benar membuat saya kecewa. Ini artinya memang petugas Damkar lemah dalam update informasi di sekitarnya, tandasnya. Agar kejadian demikian tidak terulang kembali, Syamsul berharap ada upaya dan langkah - langkah perubahan ke arah lebih baik yang dapat dilakukan Dinas Damkar. "Termasuk peralatan komunikasi serta informasi. Sehingga bisa dengan cepat dan dini mengetahui adanya bahaya kebakaran yang mengancam sehingga bisa cepat mengambil langkah penanganan," pungkasnya. Sementara itu salah satu korban, Abasri (40) saat diwawancarai mengaku sangat kecewa dengan apa yang dilakukan petugas Dankar. Selain terlamabat datang, peralatan yang digunakan juga bermasalah. Salah satunya alat penyemprot air macet dan tidak dapat digunakan yang akhirnya membuat api semakin membesar dan sulit untuk dijinakan. "Kami berharap kedepannya pemerintah dapat lebih baik lagi memberikan pelayanan. Jangan yang seperti ini terulang lagi dan dialami warga lainnya," singkat Abasri. Pewarta : Gultom/Krn
Sumber: