Senator Riri Sebut Peminat Kopi Bengkulu Meningkat
RK ONLINE - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor di Bengkulu secara keseluruhan pada tahun 2020 turun sebesar US$ 153,73 juta. Jumlah tersebut lebih rendah 26,28 persen ketimbang tahun 2019 yang mencapai US$ 208,55 juta.Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Hj. Riri Damayanti John Latief mengutarakan, pandemi Covid-19 telah membuat seluruh negara melakukan pembatasan kegiatan ekonomi sehingga wajar nilai ekspor Bengkulu ikut terdampak dan menurun. "Sekarang pandemi covid-19 mulai menurun dan tentu saja perkembangan ekspor menjadi membaik. Bahkan data dari Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto, periode Agustus 2021 ini nilai ekspor mencatat rekor tertinggi baru bagi Indonesia," kata Riri, Selasa (23/11/2021). Alumni Magister Manajemen Universitas Bengkulu ini mengimbau kepada pemerintah daerah agar dapat memanfaatkan peluang ini. Yakni dengan cara menjaga agar performa ekspor khususnya di Bumi Rafflesia, dapat terus meningkat melalui perbaikan daya saing produk dan penyediaan akses serta sistem informasi berorientasi ekspor. "Komoditas IKM Bengkulu punya daya tarik di pasar nasional maupun internasional. Seperti kopi, batik besurek dan lain-lain. Kopi Bengkulu sendiri peminatnya semakin hari semakin banyak kalau kualitasnya, ditingkatkan dan disokong dengan pemasaran online," ungkap Riri. Baca juga : Senator Riri Bagikan Gerobak Untuk Pelaku UMKM Sayangnya, batubara masih menjadi andalan komoditas ekspor Bengkulu. Nilai ekspor batubara pada tahun 2020 ini mencapai US$ 81,17 juta. Meski masih yang tertinggi tapi jumlah itu turun sebesar 23 persen, dibandingkan pada tahun sebelumnya yang tercatat mencapai US$ 105,36 juta. "Kedepan Bengkulu jangan mengandalkan batubara saja. Karena negara - negara besar mulai menghentikan investasi pembangkit listrik tenaga batubara. Hal ini seiring makin tingginya tekanan internasional dalam rangka meredam pemanasan global," ungkapnya. Wakil Ketua Umum BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Provinsi Bengkulu ini menambahkan, pemerintah daerah hendaknya merancang agar komoditas nonmigas terutama pertanian, kedepan lebih diandalkan mengingat perkembangan ekspor migas tidak selalu menggembirakan. "Alhamdulillah saya perhatikan pemerintah daerah sudah ada upaya untuk mengangkat nilai ekspor kopi Bengkulu. Dengan cara meningkatkan kualitas dan produktivitas serta pemasarannya. Selama dilakukan dengan konsisten, saya bisa membayangkan kopi Bengkulu akan tumbuh terus dan merajai pasar kopi dunia," demikian Riri. Berdasarkan data BPS, nilai ekspor komoditas kopi Bengkulu sebesar US$ 0,003 juta. Angka ini jauh di bawah yang lain seperti karet, minyak sawit mentah, cangkang sawit dan kayu olahan. (**)
Sumber: