Senator Riri Ajak Menjaga Kegairahan Wisata di Desa-desa
RK ONLINE - Berbagai lembaga dunia seperti WHO dan Bloomberg memprediksikan pandemi covid-19 masih akan berlangsung pada tahun depan dan tahun-tahun berikutnya. Hal ini berdampak besar terhadap kondisi ekonomi sektor kepariwisataan. Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Riri Damayanti John Latief menuturkan, pandemi Covid-19 masih menggerus pendapatan para pelaku usaha yang menggantungkan keuntungannya kepada kunjungan wisatawan karena banyaknya pembatasan sosial. "Di Bengkulu ada begitu banyak desa wisata yang tadinya booming, memberikan hasil untuk warga-warga di desa. Kini sepi, usahanya jadi redup dan tentunya banyak yang kehilangan pendapatan dan akhirnya kehilangan pekerjaan," kata Hj Riri Damayanti John Latief, Senin (23/5/2021). Guna mengatasi hal ini, Alumni Magister Manajemen Universitas Bengkulu ini mengungkapkan, Kementerian terkait mesti bekerjasama dengan Pemerintah Daerah secara intensif untuk kembali menggairahkan sektor pariwisata sembari memperkuat upaya pencegahan persebaran covid-19. "Kemenparekraf (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) sudah menyadari hal ini dan menelurkan kebijakan untuk mendampingi pengembangan desa wisata di daerah-daerah. Karena desa wisata memang lebih adaptif dalam mencegah penularan Covid-19," ujar Hj Riri Damayanti John Latief. Ketua Umum Pemuda Jang Pat Petulai (PJPP) ini menjelaskan, saat ini masyarakat mulai memilih untuk berwisata di daerah setempat atau kawasan lokal dengan mengunjungi desa wisata lantaran dinilai lebih aman dari penyebaran Covid-19. "Ini kesempatan bagus untuk menggerakkan perekonomian di desa-desa. Kesempatan desa untuk merebut pasar wisata selama ada jaminan bahwa tempatnya bisa memenuhi protokol kesehatan yang ketat untuk menjamin keamanan pengunjung," papar Hj Riri Damayanti John Latief. Wakil Bendahara III Ikatan Keluarga Seluma, Manna, Kaur (SEMAKU) menekankan mulai saat ini Pemerintah Daerah bisa jemput bola ke Kemenparekraf untuk membantu peningkatan kunjungan wisatawan ke desa-desa. "Kemenparekraf juga harapan saya bisa proaktif perkuat SDM (sumber daya manusia) pengelola wisata di desa-desa agar bisa membuat paket wisata yang menarik dan membetahkan wisatawan untuk tinggal berlama-lama di desanya," imbuh Hj Riri Damayanti John Latief. Kakak Pembina Duta Generasi Berencana (GenRe) BKKBN Provinsi Bengkulu ini menambahkan, desa wisata memiliki kelebihan yang tak dimiliki oleh kepariwisataan konvensional karena kemampuannya untuk bertahan hidup meski wisatawan sepi pengunjung. "Pahit-pahitnya kalau lockdown, pekerja-pekerja di desa wisata bisa kembali ke pertanian, kembali ke kebun atau beternak. Tapi saya tetap yakin selera wisatawan kedepan akan lebih banyak memilih jenis wisata berbasis alam di kawasan terbuka yang jaraknya tidak terlalu jauh. Saya anjurkan Pemerintah Daerah di Bengkulu manfaatkan hal ini. Minimal bisa kencangkan kampanye secara digital di media-media sosial milik pemerintah dan ASN-ASN yang ada," demikin Hj Riri Damayanti John Latief. Untuk diketahui, data Badan Pusat Statistik (BPS) telah mencatat dari Potensi Desa (Podes) 2018 bahwa terdapat 1.734 desa wisata di seluruh Indonesia yang tersebar di masing-masing kepulauan. Pulau Sumatera menempati posisi tertinggi kedua setelah Pulau Jawa-Bali yang menempati posisi paling tinggi dengan 857 desa wisata. Sumatera sendiri sebanyak 355 desa. Redaksi
Sumber: