Senator Riri Minta Pemerintah Tidak Refocusing Anggaran Sektor Petanian
RK ONLINE - Pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi atau minus hampir di seluruh tanah air selama pandemi Covid-19, membuat pemerintah mencari strategi alternatif sumber pendanaan mengatasi keterbatasan anggaran seperti kebijakan refocusing dan realokasi anggaran. Menyangkut hal ini, Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Hj Riri Damayanti John Latief mengingat, sektor pertanian secara nasional mampu menjadi penyelamat selama pandemi sehingga perekonomian terpuruk terlalu dalam. Karena itulah, Riri minta kebijakan refocusing dan realokasi anggaran tidak dilakukan untuk sektor pertanian. "Pangan adalah sektor yang harus diperkuat di tengah pandemi. Kalau sampai anggarannya dipangkas akan berdampak luas. Dari pusat sampai ke daerah jangan ada pemangkasan, malah kalau bisa ditambah agar bisa dipakai untuk mewujudkan kedaulatan pangan," kata Riri Damayanti John Latief, Rabu (17/02/2021). Magister Manajemen di Universitas Bengkulu ini menjelaskan, DPD RI berharap kewajiban pemerintah menyediakan bank genetik, cadangan benih tanaman dan benih hewan atau bibit hewan, serta cadangan pupuk nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2019 tentang Sistem Budidaya Pertanian Berkelanjutan benar-benar terimplementasi. "Kalau misal ada kendala, ada kekeliruan, atau hal-hal lain menyangkut implementasi atas UU tersebut, DPD RI dengan tangan terbuka untuk menginvetaris permasalahannya sebagai sumber perbaikan," ungkap Riri Damayanti John Latief. Wakil Bendahara III Ikatan Keluarga Seluma, Manna, Kaur ini menekankan, pusat data dan informasi pertanian wajib melakukan pemutakhiran data dan informasi Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan secara akurat dan dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh pelaku usaha dan masyarakat. "Genjot terus sektor pertanian di tengah pandemi. Karena pertanian ini adalah imun masyarakat dalam menghadapi pandemi covid-19. Belum lagi ancaman bencana alam juga membayangi," demikian Riri Damayanti John Latief. Data terhimpun, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Bengkulu pada triwulan IV/2020 masih terkontraksi atau minus 2,39 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sebagai informasi, pada 4 Desember 2020 yang lalu Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo telah menyatakan siap untuk mendorong Provinsi Bengkulu menjadi penopang utama kebutuhan pangan nasional. Ia katakan, letak Bengkulu strategis karena terhubung langsung dengan Provinsi Sumatera Selatan. Menurut Mentan Syahrul, Bengkulu cukup subur karena mempunyai tanah yang baik serta sumber air yang cukup. Guna meningkatkan produktivitas pertanian di Provinsi Bengkulu, Kementerian Pertanian (Kementan) menyalurkan bantuan sarana dan prasarana pertanian senilai Rp33,1 miliar. RedaksiĀ
Sumber: