BBI Rejang Lebong Butuh Penanganan Lebih Serius

BBI Rejang Lebong Butuh Penanganan Lebih Serius

RK ONLINE - Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (Diperkan) Kabupaten Rejang Lebong, Suherman, SP mengatakan, kolam Balai Benih Ikan (BBI) membutuhkan penanganan lebih serius. Lantaran saat ini kolam BBI banyak yang rusak seperti bocor. Bahkan karena kolam BBI yang tidak bisa digunakan untuk pembibitan ikan, belakangan ini dialihkan untuk bertanam padi. "Butuh penanganan lebih serius, tidak bisa sekedar perbaikan - perbaikan biasa saja. Belakangan ini kolam dialihkan untuk bertanam padi dari pada tidak termanfaatkan sama sekali. Ya kita berharap lebih kepada DPRD agar memperjuangkan anggarannya (Perbaikan kolam BBI, red). Kalau dibiarkan, kolam BBI tidak bisa dimanfaatkan untuk pembibitan ikan," kata Suherman. Menurut Suherman, sejak dua tahun terakhir kolam BBI tidak tersentuh perbaikan. Karena itu di 2021 mendatang, diharapkan ada anggaran untuk perbaikannya. "Memang anggaran kita banyak dialihkan untuk penanganan Covid-19 tapi kolam BBI ini tidak kalah penting untuk ditangani. Karena kolam BBI selama ini untuk pengembangan bibit ikan di Rejang Lebong," ujar Suherman. "Selama kolam bocor, tidak bisa digunakan untuk pembibitan ikan. Karena untuk bisa mengembangkan ikan, jumlah airnya harus terjaga. Sementara sejak 2019 lalu hingga 2020 ini, tidak ada perbaikan kolam-kolam yang bocor. Kita manfaatkan untuk bertanam padi supaya lahan ini tetap menghasilkan. Kalau nanti kolam yang bocor sudah diperbaiki, maka kita manfaatkan lagi untuk pembibitan ikan sesuai fungsi awalnya," sambung Suherman. Lebih lanjut dikatakan Suherman, pada dasarnya jika kebocoran masih skala kecil maka rehab sudah dipastikan dilakukan sejak jauh - jauh hari. "Ini rusaknya sudah parah, ya tidak bisa dengan anggaran yang sedikit. Makanya kita minta dianggarkan khusus untuk perbaikan kolam - kolam yang rusak dan bocor ini. Sekalian kita minta dianggarkan juga untuk benihnya dan pakannya. Daerah Rejang Lebong ini terkenal dengan bibit ikannya juga, tapi sekarang seperti mati suri," demikian Suherman. Pewarta : Rahyadi Gultom  Editor    : Candra Hadinata 

Sumber: