Dewan Khawatir Taman Santoso Jadi Tempat Tidak Terpuji

Dewan Khawatir Taman Santoso Jadi Tempat Tidak Terpuji

RK ONLINE - Taman Santoso sudah tidak lagi memberi kenyamanan bagi warga kota Kabupaten Kepahiang. Setidaknya berdasarkan hasil Inspeksi Mendadak (Sidak) Komisi I DPRD Kabupaten Kepahiang, Senin (10/08/2020). Sebagai taman di tengah kota, sejatinya keberadaan Taman Santoso ini dapat menjadi sarana rekreasi bagi warga. Atau menjadi pilihan lokasi pelepas penat bagi pengunjung luar kota, yang kebetulan melintas ke Kabupaten Kepahiang. Dipimpin Ketua Komisi I DPRD Kepahiang, Ansori, M rombongan mendapati sekelompok remaja yang disinyalir sebagai anak punk tengah asyik bercengkrama. Di sekitarnya, ditemukan bekas kaleng lem aibon yang dikhawatirkan telah disalahgunakan kelompok remaja. "Saat siang hari saja, kita menemukan sekelompok anak muda-mudi sedang nongkrong di taman, kita khawatir akan dijadikan tempat yang tidak terpuji. Ada banyak bekas kaleng aibon di sini, kita khawatir ini dijadikan lokasi ngelem," sesal Ansori. Sudah selayaknya masyarakat lanjutnya, mendapatkan kenyamanan saat berada di Taman Santoso. Bukan sebaliknya, merasa terganggu dan takut akan kehadiran sekelompok remaja berpakaian urakan. "Sesaat sebelum kita tiba di taman, ada anak-anak punk di kawasan taman. Kita khawatir bangunan di taman seperti mushala, malah disalahgunakan," ujar Ansori. Pihaknya meminta Satpol PP, dapat meningkatkan ketertiban dan keamanan taman. Sehingga keberadaan taman bisa dimanfaatkan sebagaimana mestinya. "Tidak masalah taman kota dijadikan tempat nongkrong, tempat berkreasi, namun jangan sampai melewati batas. Informasinya sampai nginap di mushala, kita minta Satpol PP ditempatkan di sini melakukan pengawasan dan menertibkan ulah yang tidak baik," jelas Ansori. Kehadiran sekelompok pemuda di taman, juga membuat resah pedagang. Salah satu pedagang, Munah (43) mengungkapkan, dagangannya kurang ramai lantaran pengunjung menjadi takut akibat kehadiran kelompok remaja. "Kami minta pemerintah melakukan pengawasan dan penertiban keberadaan anak punk di sekitar sini," ujar Munah. Pewarta : Reka Fitriani Editor     : Candra Hadinata 

Sumber: