Potret Warga Miskin Kepahiang: Sendiri Bertahan dalam Keprihatinan //Irwan, Warga Desa Kelobak
Hidup serba kekurangan terpaksa menjadi pilihan hidup Irwan (40), warga Desa Kelobak Kecamatan Kepahiang. Tak ada sanak famili, sebatang kara dia tetap bertahan hidup di dalam pondok reot beralaskan tanah. Berikut laporan selengkapnya. SENYUM kecut dari wajah Irwan menyambut kedatangan Radar Kepahiang (RK), Minggu (2/2) petang. Hanya mengenakan kaos hitam lusuh, dengan bawahan sarung yang mulai kusut Irwan duduk di atas kursi plastik biru dengan tatapan nanar. Pria yang kesehariannya hanya sebagai buruh tani itu, terlihat tak beraktivitas. Seharian sudah, dia menghabiskan waktu dengan berdiam di dalam gubuk miliknya. Di dalam gubuk sama sekali tak ada barang berharga. Perabotan yang dimiliki, ala kadarnya. "Saya di rumah sendiri, istri dan anak saya sudah meninggal dunia sejak puluhan tahun yang lalu," ungkap Irwan dengan mata mulai berkaca - kaca. Membuka kisah, dia menuturkan sekitar 29 tahun lalu sempat menjadi narapidana dan mendekam di balik jeruji besi karena terlibat suatu perkara yang enggan disebutkannya. BACA JUGA: Niatan Ingin Bertanggung Jawab Setelah Berbuat Dosa Sudah Telat Semasa dirinya ditahan, istri tercinta dan buah hati satu - satunya meninggal sebelum dirinya sempat merasakan bebas. Musibah yang silih berganti terus menambah beban fikirannya, membuat Irwan depresi. Hingga saat ini memilih lebih banyak menyendiri. Tanpa identitas pengenal baik KTP maupun KK, Irwan mengaku bisa bertahan hidup dengan segala keterbatasan yang dimiliki. "Kalau malam saya hanya menggunakan lampu kaleng, untuk memasang listrik biayanya tak ada. Saya tidak bisa berbuat apa - apa," lirih Irwan. Hidup dengan serba kekurangan, dia tidak menyalahkan siapa - siapa. BACA JUGA: #videork Penertiban Pedagang Alot//PKL Taman Santoso Menolak Dipindah Menghabiskan sisa umur, pria yang dikenal dengan sapaan Wen ini mengaku hanya membutuhkan ketenangan hidup. "Untuk siapa saya harus berjuang keras, anak dan istri sudah tidak ada lagi. Dengan kondisi seperti saat ini, saya hanya berharap bisa mendapatkan ketenangan saja," pungkasnya. Belakangan, tanpa sepengetahuan dirinya kemiskinan yang dialaminya menuai perhatian. Dikomandoi Pimpinan MIS 5 Darussalam Kepahiang Neni Putri, S.Ip, sejumlah bantuan telah mengalir kepadanya sebagai bentuk kepedulian antar sesama umat manusia. Bantuan material bangunan senilai puluhan juta rupiah sudah dipersiapkan, umtuk memperbaiki gubuk Irwan. Bantuan dari sumbangan murid itu terkumpul semen 60 sak, pasir 1 truk, seng 1 kodi, WC 1 pcs, 2.000 buah batubata 2.000, 30 batang besi dan 16 batang ring besi. "Rencananya bantuan terkumpul akan diantarkan," terang Neni. Agar gubuk milik Irwan bisa dikatakan layak, pihaknya masih kekurangan bahan material berupa seng, pasir, koral dan keramik kamar mandi. Oleh karena itu, sumbangsih dari masyarakat yang ikut tersentuh dengan penderitaan Irwan sangat diharapkan. "Siapapun dia, bagaimanapun latar belakangnya, dia tetap masyarakat Kabupaten Kepahiang yang juga berhak mendapatkan perlakuan layaknya masyarakat Kepahiang lainnya. Mari bersama kita bergandengan tangan membantu sesama," harap Neni. pewarta: hendika andesta editor: heru pramana putra
Sumber: