BACA JUGA:Lulus Seleksi PPPK 2024, Tenaga Honorer Wajib Siapkan 3 Berkas Penting Ini
BACA JUGA:Siap-Siap Penjual dan Toke Kopi Merah di Kepahiang Bisa Langsung Dieksekusi
Turunnya harga komoditas kopi tersebut tentu memicu kekhawatiran para petani, sebab harga komoditas andalan disaat puncak musim panen kopi cenderung tidak mengalami kenaikan. Salah satu petani kopi di Kabupaten Kepahiang Nurdin (43) mengungkapkan bahwa akan menunda penjualan kopi, lantaran menurutnya harga komoditas kopi jauh dari kata stabil.
"Sudah 2 minggu ini harga kopi terjadi penurunan yang sangat drastis, sehingga kami memilih untuk menunda penjualan. Dengan harapan mungkin bulan depan mengalami kenaikan," ungkapnya.
BACA JUGA:Kepahiang Dapat DBH Sawit Rp1,7 Miliar, Distan: Bisa Untuk Infrastruktur!
BACA JUGA:Sudah Disurati! Baru 2 Parpol di Kepahiang yang Ajukan Pencairan Banpol
Di sisi lain Bupati Kepahiang, H. Zurdi Nata, S.IP memprediksi kalau harga kopi di Kepahiang masih berpotensi naik lagi hingga Rp70.000 perkilogram. Hanya saja menurut Nata, hal ini kemungkinan besar bisa terjadi setelah habis bulan Juli dan memasuki bulan Agustus nanti.
"Kemungkinan itu masih ada, tapi bisa jadi setelah habis bulan Juli ini nanti. Yang terpenting sekarang itu adalah, petani tetap fokus mengurus kebun kopi. Sehingga buahnya bagus dan produksinya meningkat," singkat Nata.