Dalam Setahun Ada 4 Ribu Anak di Kepahiang Menikah Dini, DPPKBP3A: Ini Darurat!

Kamis 24-10-2024,17:14 WIB
Reporter : Jimy Mahendra
Editor : Hendika

Radarkepahiang.id - Pemkab Kepahiang baru-baru ini membentuk Tim Gugus Pencegahan Pernikahan Dini di Kabupaten Kepahiang.

Menggandeng sejumlah stakeholder, Tim Gugus ini diharapkan bisa menekan angka pernikahan dini di Kabupaten Kepahiang.

Bagaimana tidak berdasarkan catatan DPPKBP3A Kepahiang, dalam kurun waktu 1 tahun ini (periode 2022-2023) ada sebanyak 4 ribu anak di Kepahiang yang memilih untuk menikah dini.

BACA JUGA:Target Rp 52,5 Miliar, BKD Kepahiang Minta Seluruh Pelaku Usaha Setor Pajak

BACA JUGA:Implementasi Satu Data Indonesia, BPS Perkuat Kapasitas Statistik Sektoral

Kepala DPPKBP3A Kepahiang, Linda Rospita, SH menuturkan bahwa sepanjang periode itu, angka pernikahan anak di Kepahiang menjadi yang tertinggi di Provinsi Bengkulu hingga mencapai 17,9 persen.

"Ini bukan angka yang kecil, sangat darurat. Berdasarkan catatan kami, ada 4 ribu lebih anak di Kepahiang yang menikah dini, sehingga memang perlu dilakukan pencegahan," ujar Linda.

Angka ini lanjut Linda, sempat turun 1 persen di tahun 2023 lalu, namun penurunan 1 persen ini dinilai masih belum signifikan.

BACA JUGA:Tunggu Izin Perneferi, RSUD Kepahiang Siapkan Layanan Hemodialisa

BACA JUGA:Satuan Pendidikan Madrasah di Kepahiang Uji Coba ANBK

"Memang sempat turun pada tahun 2023, tapi tidak seberapa hanya 1 persen saja," lanjutnya.

Sementara itu pernikahan dini terhadap ini memiliki beberapa dampak negatif, sebab anak belum siap untuk menjalani kehidupan pernikahan.

Beberapa dampak buruk ini diantaranya adalah tingginya kematian terhadap ibu dan juga bayi.

BACA JUGA:Panja DPRD Kepahiang Final Bahas Soal Kode Etik, Ini Hasilnya!

BACA JUGA:Parkir di Teras Aroma Bakery, Aksi Curanmor Terekam CCTv!

Kemudian pernikahan anak akan membuat anak putus sekolah, karena sudah harus berumahtangga di usia muda. Ada juga resiko pernikahan anak akan melahirkan bayi stunting.

"Lalu, akan mengalami siklus kemiskinan. Karena anak belum mampu berumahtangga dan mencari nafkah yang baik. Belum lagi resiko terjadinya KDRT," singkatnya.

Kategori :