Kasus Buang Bayi Salah Siapa, Oleh Ima Isnawati
RK ONLINE - Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku, anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki penuh darah, penuh nanah
Seperti udara
Kasih yang engkau berikan
Tak mampu kumembalas ibu
Ibu (Lirik: Iwan Fals)
Sebait lirik di atas diambil dari lagu berjudul “Ibu” yang diciptakan oleh musisi terkenal tanah air, Iwan Fals. Lagu ini dirilis pada tahun 1998 dan masih sangat populer hingga hari ini. Makna dari lagu berjudul “Ibu” ini menggambarkan perasaan kasih sayang dan betapa kerasnya perjuangan seorang ibu demi kebahagiaan anaknya. Walaupun banyak rintangan menghadang, jarak yang sangat jauh dan kaki yang berdarah-darah, seorang ibu tetap rela melakukan apa pun untuk anaknya. Tidak ada anak tanpa orang tua.
BACA JUGA:Bikin Mudik Tidak Asik, Begini Tips Gampang Mengatasi Mabuk Perjalanan Menggunakan Kendaraan
Dari orang tuanyalah seorang anak itu bisa lahir. Atas asuhan dan didikan orang tuanya pula seorang anak bisa tumbuh berkembang, baik dari segi fisik maupun kepribadiannya. Namun kini, seolah kasih sayang itu telah hilang seperti yang terjadi di Kabupaten Kepahiang, Bengkulu baru-baru ini. Kasus penemuan bayi perempuan di pondok sawah yang berlokasi di Kelurahan Padang Lekat, sempat menggemparkan.
Dilansir dari laman berita Radarkoran.com edisi 2 April 2024, bayi perempuan yang malang ini diduga sengaja di buang dan berhasil ditemukan warga, Senin 1 April 2024 sekitar pukul 21.30 WIB. Saat itu, kondisi bayi itu masih ada tali pusarnya.
Miris dan prihatin di bulan ramadhan ditemukan bayi yang di buang orang tuanya di pondokan sawah. Perbuatan ini begitu keji, mengingat bayi baru lahir ini yang masih ada tali pusatnya menempel di perut yang semestinya berada dalam hangatnya pelukan ibunya malah justru dibuang begitu saja layaknya sampah tak berguna. Penyebab umum kasus pembuangan bayi baru lahir dikarenakan kehamilan dan kelahiran yang tidak diinginkan akibat perbuatan zina. Perzinahan sendiri disebabkan oleh minimnya pemahaman agama masyarakat saat ini karena sekulerisme kapitalistik telah menjauhkan agama dari kehidupan. Selain itu dikarenakan maraknya tayangan bebas yang mengumbar aurat, bebasnya pergaulan laki-laki dan wanita, keengganan menikah baik trauma perceraian, KDRT dan lain-lain, biaya hidup mahal atau karena hanya ingin kebebasan dan kesenangan semata.
BACA JUGA:Makan Jalan dan Bikin Macet, Pedagang Buah Ditertibkan Lagi!