"Banyak korban yang tenggelam dan tidak ditemukan. Kepercayaan masyarakat setempat, hal ini disebabkan oleh Hantu Banyu atau Duguk," beber Ujang.
Tapi selain Hantu Banyu, mahluk yang belum ditemukan kebenarannya secara ilmiah ini juga memiliki nama lain. Seperti Si Amang Aik yang artinya Monyet Air. Dengan tingkat kepercayaan yang masih sangat kental, tidak sedikit masyarakat yang ketakutan hingga enggan menghabiskan waktu lama di tepi aliran Sungai Musi.
BACA JUGA:Pendaftaran CPNS Polsuspas KemenkumHAM 2023 Dibuka Bulan Depan, Cek Syarat Berikut Cara Mendaftarnya
Ardi (45), warga Dusun Kepahiang lainnya menyebutkan jika kehadiran Hantu Banyu atau Duguk ini dapat dideteksi lewat beberapa tanda. Antara lain air Sungai Musi yang berwarna coklat susu dan permukaan air tenang namun bagian bawah memiliki pusaran. Selain itu keberadaan Hantu Banyu ini juga bisa diketahui jika permukaan air terasa hangat. Sementara di bagian bawah, air Sungai Musi ini terasa sangat dingin.
"Tidak jauh dari Dusun Kepahiang ini ada aliran Sungai Musi yang memiliki nama "Cokoa ". Tidak sedikit orang yang hilang dan menyelam sampai tidak muncul lagi ke permukaan di tempat ini. Itu sudah sering dan bukan hanya sekali atau 2 kali saja. Kami menyebutnya Hantu Banyu itu Duguk, tubuhnya menyerupai Siamang, warnanya hitam, kuku panjang, rambut panjang dan menutupi wajah. Mengerikan, saya saja sampai merinding menceritakannya," demikian Ardi.
BACA JUGA:Penemuan Mengejutkan, Elang Jawa Satwa Ikonik yang Penampakannya Mirip Burung Garuda Pancasila