RK ONLINE - Menipisnya pasokan yang tidak sebanding dengan tingginya permintaan selalu menjadi sebab utama naiknya harga bahan pokok. Jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023, sejumlah bahan pokok diprediksi akan naik yang diantaranya cabai, beras, bawang, ayam, telur, daging sapi, dan gula.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Riri Damayanti John Latief mengatakan, lembaganya bersama Kementerian Perdagangan dan pihak terkait lain akan melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah ancaman naiknya harga pangan jelang Nataru 2023.
"Secara khusus saya minta pengendalian harga ini dilakukan di pasar-pasar tradisional. Lantaran sebagian besar keluarga kurang mampu membeli kebutuhan pokoknya di pasar tradisional. Kalau harga di pasar tradisional naik, banyak warga miskin yang akan menderita," kata Hj Riri Damayanti John Latief, Rabu (30/11).
Lulusan Magister Manajemen Universitas Bengkulu ini memberikan apresiasi kepada segenap pemerintah daerah yang telah, sedang atau akan menggelar pasar murah sebagai bentuk pengendalian harga pangan agar tetap mampu dijangkau oleh keluarga kurang mampu.
"Alhamdulillah di Bengkulu beberapa pemerintah daerah sudah memastikan menggelar pasar murah ini bersama tim pengendali inflasi. Laporan yang saya terima Perum Bulog Divre Bengkulu bahkan telah menyiapkan hampir seribu ton beras guna mendukung operasi pasar ini," ujar Hj Riri Damayanti John Latief.
Dewan Penasehat Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kota Bengkulu ini menegaskan agar Perum Bulog untuk membeli beras petani berapapun harganya sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo sebagaimana disampaikan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
"Petani harus diberikan dukungan agar punya bersemangat tinggi memproduksi pangan dan menghasilkan beras dan komoditas lainnya yang berkualitas baik. Kebijakan ini harus bertahan selamanya, bukan hanya menjelang nataru saja," tandas Hj Riri Damayanti John Latief.
BACA JUGA:51 Tahun KORPRI, Jangan Bebani Masyarakat dengan Pungli