RK ONLINE - Anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Jonaidi, SP meminta gubernur untuk mengevaluasi dan menaikkan Harga Eceran Tertinggi (HET) gas LPG di wilayah Bengkulu untuk mengatasi kelangkaan gas yang kerap terjadi.
Kenaikan ini sendiri dinilai perlu dilakukan karena dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang mempengaruhi aktivitas distribusi gas di wilayah Bengkulu.
"Langkanya gas LPG ini disinyalir adanya perubahan kondisi pasar yang harus disegarkan, terutama terkait HET. HET yang ditetapkan gubernur membuat beberapa agen gas itu merasa rugi karena kondisi lapangan seperti harga BBM naik, sehingga operasional dalam pendistribusian gas meningkat. Namun HET tetap, " paparnya.
Pihaknya juga mendapat laporan dari agen jika HET di Bengkulu terlalu rendah yang membuat biaya operasional mereka tidak tertutupi. Dampaknya gas yang beredar sedikit. Sedangkan untuk kuota gas ke Bengkulu sendiri tidak berkurang, kuota yang ada tetap seperti sebelumnya.
"Para agen ini dilarang menjual diluar HET sesuai yang ditetapkan, jika dilakukan maka akan melanggar aturan. Untuk itu, seharusnya HET ini dinaikkan sedikit, sehingga para agen distribusi ini bisa bernafas sambil mematuhi HET yang telah ditetapkan. Apalagi kondisi lapangan tidak berpatokan lagi dengan HET, harga dimasyarakat gas yang beredar itu tetap tinggi, ya mungkin agen-agen ini karena biaya operasional tidak tertutupi mereka terbatas mengambil dan mendistribusikan gas. Sehingga keberadaan gas yang ada di masyarakat sedikit dan menyebabkan kelangkaan," tutur Jonaidi.
BACA JUGA:Lapor Jika Tak Tepat Sasaran
Dirinya meminta gubernur Bengkulu, Dr. H. Rohidin Mersyah, MMA untuk dapat mengambil kebijakan. Salah satunya menaikkan HET gas LPG yang memang dalam beberapa tahun terakhir tidak mengalami kenaikan yakni masih diangka Rp 15.300.
"Untuk masukan kepada gubernur, HET-nya naikkan. Ini juga tidak akan berimplikasi karena faktanya dari HET Rp 15 ribu atau Rp 16 ribu, dilapangan masyarakat membeli sampai Rp 30 ribu. Jika HET naik, para agen mengambil stok tercukupi biaya operasionalnya dan gas yang beredar akan banyak. Jika sudah banyak beredar maka harga akan bersaing dan akan turun nantinya," singkatnya.