Begini Jadinya Kalau Sapi Terjangkit PMK

Rabu 29-06-2022,11:47 WIB
Reporter : Reka Fitriani
Editor : Hendika

RK ONLINE - Selain sudah meresahkan banyak kalangan, wabah Penyakit Mulut dan Kaki yang menyerang hewan ternak di Kabupaten Kepahiang kian merugikan masyarakat. Khususnya mereka yang berprofesi sebagai peternak kambing, sapi dan kerbau. Bagai mana tidak, selain membuat sapi kehilangan bobotnya, terkonfirmasi PMK dapat membuat hewan ternak seperti sapi mengalami kelumpuhan hingga terancam mati. 

BACA JUGA:Siap-siap Juli Ini Pemkab Kepahiang Mutasi Lagi

Seperti yang terjadi dengan salah satu sapi di peternakan Kabawetan Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu yang terkonfirmasi positif terpapar PMK belum lama ini. Selain beberapa faktor yang menjadi gejala awal, dengan harga jutaan rupiah ini juga tepaksa disembelih sebelum waktunya karena sudah lumpuh dan dikhawatirkan meti sia - sia.  

 

Kejadian ini dibenarkan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kepahiang, Hernawan,S.PKP, Selasa (28/6/22). Dia menjelaskan, meski terjangkit PMK tapi daging sapi tersebut masih bisa dikonsumsi karena tidak membahayakan manusia. Asalkan dimasak hingga matang. 

 

"Pertimbangan disembelihnya sapi itu untuk mengurangi risiko kerugian peternak jika sapi tersebut sampai mati. Karena kondisi sapi itu sudah lumpuh atau tidak bisa berdiri," ujar Hernawan.

BACA JUGA:Perantau Asal Bandung Tewas Ditikam Teman

Dia menegaskan bahwa informasi yang menyebut adanya bagian-bagian tertentu dari hewan terkena PMK yang tidak boleh dikonsumei tersebut adalah keliru. Hernawan mengatakan, bagian yang bisa dikonsumsi hewan ternak terkena PMK maupun hewan ternak yang sehat sama saja. 

 

"Di tengah wabah PMK terhadap hewan ternak sapi, kerbau, kambing dan domba ini agar bagian-bagian pada hewan ternak yang dipotong seperti kepala, kaki daerah kuku, jeroan, tulang untuk direbus dalam air mendidik minimun 30 menit. Bahwa pula ditegaskan dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia bahwa virus PMK tidak menular ke manusia, sehingga PMK bukanlah risiko bagi kesehatan masyarakat," terang Hernawan.

 

Dilanjutkannya jika PMK adalah murni masalah kesehatan hewan. Adapun hewan yang terkena PMK berisiko mengalami tingkat kesakitan sampai 100 persen. Meski demikian, Hernawan mengatakan, tingkat kematian hewan yang terkena PMK adalah 5 persen namun pada anak hewan sampai 20 persen. 

 

"Saat ini masih ada 22 kasus aktif terkonfirmasi PMK dari total sebelumnya 48 ekor, upaya penanganan baru 2 kali penyuntikan vaksinasi dan pemberian antibiotik. Disamping itu tetap dilakukan peningkatan sekuriti sanitasi kandang," tutup Hernawan. 

Kategori :