Menuntut Ilmu Agama Tak Kenal Usia, KUA Seberang Musi Ajak Masyarakat Paruh Baya Belajar Barzanji
Kua Seberang Musi saat mengajarkan masyarakat belajar Barzanji--Radarkepahiang.id
Radarkepahiang.id - Istilah menuntut ilmu tak kenal usia, ternyata memang benar-benar diterapkan oleh KUA Seberang Musi jajaran Kemenag Kepahiang, Bengkulu. Buktinya, selain diajarkan kepada kalangan remaja dan anak usia dini saja, KUA Seberang Musi juga mengajak masyarakat yang sudah paruh baya dalam menuntut ilmu agama seperti belajar Barzanji.
BACA JUGA:PLN ULP Kepahiang: Sabar Ya, Proses Perbaikan Listrik Baru 78 Persen!
Kepala KUA Seberang Musi, H. Mudahri, S.Ag MH melalui Penyuluh Agama Islam, Saripudin mengatakan kalau sesuai dengan tugas dan fungsi penyuluh agama ditengah masyarakat, pihaknya aktif melakukan bimbingan keagamaan kepada masyarakat.
"Tidak hanya pendidikan keagamaan baca tulis Al-qur'an, tetapi juga kegiatan keagamaan lainnya seperti pengajian dan pembelajaran Al-Barsanji. Kegiatan kegaaman ini dilaksanakan setiap Jum'at malam," ujar Saripudin.
BACA JUGA:Bawang Merah Tembus Rp50 Ribu, Ini Daftar Harga Bahan Pokok Jelang Idul Adha di Kepahiang
Saripudin menjelaskan, kegiatan keagamaan tersebut merupakan permintaan masyarakat setempat yang membutuhkan bimbingan pengajian. Kegiatan keagaaman ini didominasi oleh bapak-bapak.
"Kegiatan bimbingan keagamaan ini mengikutsertakan masyarakat dari berbagai latar belakang usia. Kami berharap para pemuda juga dapat ikut serta belajar kitab Al-barzanji, sehingga selalu ada regenerasi antar generasi, sehingga kegiatan ini tidak musnah ditelan zaman khususnya di Kecamatan Seberang Musi," kata Saripudin.
BACA JUGA:Gempa Berkekuatan 5,7 SR Guncang Kepahiang!
Di sisi lain, Kantor Urusan Agama Kecamatan Seberang Musi juga memprioritaskan kegiatan belajar mengaji untuk ibu-ibu maupun bapak-bapak berusia lanjut yang diadakan setiap 2 sampai 3 kali dalam sepekan.
Saripudin menuturkan bahwa masyarakat berusia lanjut tetap semangat mau belajar mengaji dan mulai dengan belajar Iqra, tidak ada rasa malu maupun minder dalam menuntut ilmu agama.
Sumber: