Dikelilingi 3 Aliran Air, Desa Ini Diberi Nama Buah
Monumen Rakyat Laskar Rakyat terpampang di pintu Masuk Desa Temdak--
RK ONLINE - Desa Temdak Kecamatan Seberang Musi Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu ternyata memiliki sejarah tersendiri. Desa ini diambil dari nama buah yang cukup eksotik yang mirip dengan buah nangka.
Seperti yang diceritakan salah satu tokoh desa yang juga menjabat Kades Yoni Carles, sekitar tahun 1750 datanglah dua orang pengembara ke desa ini yang tidak tahu asal muasalnya darimana yaitu Serapu Sakti dan Putri Sanggar.
Mereka datang mengajak orang -orang untuk berkelompok di daerah yang dinamakan Pagar Banyu yang akhirnya diberi nama Temdak.
"Jadi Temdak ini awalnya, dikenal dengan Pagar Banyu, dikarenakan desa ini dikelilingi oleh tiga air yakni air Musi, air Pinang dan Alair Tertik," kata Yoni.
Kemudian terbentuknya pimpinan desa yang bernama Mahajei yakni Haji Bermano. Pada masa itu, mendapat sebuah senjata dari Serapu Sakti yakni meriam kecil dari Inggris.
Saat ini menjadi salah satu benda pusaka Desa Temdak yang juga disebut corong sakti. Selesai kedudukan Mahajei berganti Kedudukan dipimpin Raja Bermano (Rajo Kulei ) pada masa penjajahan Belanda.
BACA JUGA:Kisah Wanita Temdak Dahulu, Diculik Dulu Baru Dinikahi
" Kutei diganti menjadi desa awal dari desa ini Kutei pada tahun 50-an. Pagar Banyu pun diubah menjadi Desa Temdak pada saat ini. Nama desa ini Temdak ini diambil dari nama buah yakni Cempedak. Batang cempedak dibuat kentongan, dengan kesaktian orang - orang pada masa itu. Kentongan ini dipukul terdengar oleh orang sekeliling desa," jelasnya.
Sambungnya, pada tahun 1825, Deputi Subir mengutus seorang Kapten Delayu yaitu Raja Belanda pada masa penjajahan. Perubahan Pagar Banyu menjadi Desa Temdak, Deputi Subir diganti Mesayang.
Karena Depati Subir pindah Ke Palembang ( Sumatera Selatan) setelah membunuh Deputi Belanda yakni Delayu.
Sumber: