Kisah Wanita Temdak Dahulu, Diculik Dulu Baru Dinikahi

Kisah Wanita Temdak Dahulu, Diculik Dulu Baru Dinikahi

Corong Sakti atau meriam mini dan gong bukti sejarah dan budaya masyarakat Desa Temdak--

Ada Corong Sakti dan Gong 

 

 

 

RK ONLINE - Desa Temdak Kecamatan Seberang Musi Kabupaten Kepahiang, Propinsi Bengkulu  ternyata  memiliki sejarah perjuangan masyarakat dalam melawan penjajah pada masa penjajahan Inggris.  Ini dibuktikan dengan adanya Corong Sakti berupa meriam mini dan gong.

 

 

Kedua peninggalan ini menjadi pusaka sejarah milik Desa Temdak. Pada Corong Sakti terlihat gambar bunga raflesia pada badan merilam tersebut. Sekaligus merupakan ciri khas Bengkulu.

 

 

Kemudian ditemukan juga, batu tulis atau basurek di Talang Benteng  Desa Temdak, ada beberapa ukiran yang muncul di lempeng batu tersebut seperti tombak, bintang dan layang layang. Belum diketahui apa sebenarnya makna tulisan dan ukiran batu tersebut . Sedangkan untuk nama Talang Benteng tempat batu tulis tersebut karena menurut warga setempat wilayah ini tempat persinggahan atau tempat persembunyian  terhadap serangan-serangan penjajah pada zaman dahulu.

 

 

Pak Alwi ( 75 ) tokoh masyarakat Desa Temdak menceritakan tentang raja Serapu Sakti yang sejak diangkat menjadi raja  sering melakukan  penaklukan .

 

"Dulu yang mamanya  penaklukan bukan  merebut hak, melainkan mengadu kekuatan. "Selang beberapa lama ada undangan dari Bengkulu yakni daerah Tapak Paderi di situ ada Benteng Inggris .Jadi Ikutlah Serapu Sakti memerangi Inggris .Sewaktu dia berhasil membunuh tentara Inggris, maka didapatlah Corong Sakti atau meriam mini yang ada di rumah sesepuh desa saat ini .Jadi senjata ini didapat pada masa melawan penjajahan Inggris . Meriam atau Corong Sakti ini merupakan senjata rampasan para pejuang dulu. Dari itu juga warga menyatakan benda ini benda pusaka, " terang Alwi.

 

 

Sementara untuk gong dikisahkan Alwi, kalau  orang orang dahulu  ketika akan beristri, maka perempuan uang akan diperistri harus diculik dahulu.

BACA JUGA:Tak Terdaftar, Petani Jangan Harap Dapat Pupuk Bersubsidi

 

"Jadi dahulu, memang adatnya  dimaling dulu si perempuan  kalau kita  suka. Setelah itu  ada perasanan. Nanti baru ada keluarga perempuan yang mencari. "Andai kata aku suka dengan si perempuan, malamnya datang ke rumah perempuanya dan waktu pulang perempuannya  dibawa. Keesokan harinya, diletakkan seekor ayam jantan, mereka langsung tahu. Sewaktu keluarga mencari anak perempuannya mereka langsung tahu. Oh, itu anak gadis kami . Orang dahulu kalau mau menikah harus diculik dulu," ceritanya.

 

 

Jadi apa hubungannya dengan gong tadi?.

 

 

Gong tadi adalah untuk  musik penyambut keluarga perempuan dan diiringi pertunjukan silat. Diperuntukan bagi keluarga perempuan yang datang menyambut si anak gadis.

 

 

Sementara untuk batu bertulis banyak sekali yanh mengatakan keramat, namun kata Alwi sebenarnya tidak ada. Pasalnya sudah sering digali konon katanya ada emasnya. Pernah orang luar daerah menggali hasilnya nihil.

 

"Dulu batu ini tempat meletakkan sajen untuk memberi umpan setan. Belanda dulu ada niat mau membuat benteng di sini. Karena sajen malamnya ada saja tentara Belanda yang menangis, besoknya sudah meninggal. Di batu ada rongganya, nah dirongganya itu penuh dengan darah. Belanda tumbang satu persatu itulah kemampuan orang pribumi dahulu, " ungkapnya.

 

 

Setelah Islam masuk ke daerah ini lewat ulama dari Padang maka tidak diperbolehkan lagi ada sesajen di batu tersebut. Hingga akhirnya penunggu batu itu tidak ada lagi. Hinhha sekarang ini ridak ada lagi yang mistis dan keramat dari batu ltu.

 

Sumber: