Pemkab Kepahiang Tancap Gas Turunkan Angka Stunting

Pemkab Kepahiang Tancap Gas Turunkan Angka Stunting

DOK/RK : SEMUA : Rapat penanganan stunting yang dilaksanakan Pemkab Kepahiang menggandeng semua kepala OPD.--

24,9 Persen, Tertinggi di Provinsi Bengkulu 

 

RK ONLINE - Terjadi kenaikan angka stunting di Kabupaten Kepahiang, dari awalnya 22,9 persen menjadi 24,9 persen. Kenaikan itu menempatkan Kabupaten Kepahiang sebagai angka penderita stunting tertinggi di Provinsi Bengkulu. Karena itulah, Pemerintah Kabupaten Kepahiang mulai tancap gas, untuk menurunkan angka stunting, dengan harapan tahun 2023 ini angka stunting turun. Ini disampaikan Wakil Bupati Kepahiang, H. Zurdi Nata, S. IP ketika diwawancara wartawan Radar Kepahiang, Minggu (12/2).

 

Diterangkannya, Pemerintah Kabupaten Kepahiang akan mulai tancap gas untuk menurunkan angka stunting, dengan mengoptimalkan peran Tim Pendamping Keluarga, bidan desa, PKK, dan kader kabupaten, kecamatan, serta desa/kelurahan. "Kita tancap gas, seluruh lini harus mulai bergerak. Baik tim kabupaten maupun tim kecamatan, dan desa/kelurahan. Karena menurunkan angka stunting merupakan tugas kita bersama," kata Wabup.

 

Lebih lanjut diterangkan Wabup, sekarang Kabupaten Kepahiang memiliki angka stunting tertinggi di Provinsi Bengkulu berdasarkan SSGI. "Kita tertinggi se Provinsi Bengkulu. Bahkan untuk Provinsi Bengkulu sendiri, angka stuntingnya hanya dingka 19,8 persen," ungkap Wabup. 

 

BACA JUGA:Prevalensi Stunting Naik

 

Untuk diketahui, tercatat pada tahun 2022 lalu, ada 100 anak tersebar di 15 desa di Kabupaten Kepahiang dikategorikan stunting. Tida hanya itu saja, ada ratusan keluarga berpotensi menderita stunting. Rinciannya di Kecamatan Bermani Ilir Desa Taba Baru 11 penderita, Desa Limbur Lama 4 penderita, Cinto Mandi Baru 5 penderita, Sosokan Cinto Mandi 8 penderita, Cinto Mandi 6 penderita, dan Embung Sido 2 penderita.

 

Kemudian Kecamatan Tebat Karai Desa Tapak Gedung 7 penderita, Penanjung Panjang Atas 11 penderita, Talang Karet 11 penderita, Penanjung Panjang 9 penderita, dan Taba Saling 4 penderita. Sedangkan di Kecamatan Seberang Musi Desa Sungai Jernih 3 penderita, dan Desa Bayung 1 penderita. Untuk Kecamatan Merigi Desa Batu Ampar 13 dan Kecamatan Kabawetan Desa Tugu Rejo 5 penderita. 

 

Sumber: