Siapa Sangka! Mulai dari Penjahit dan Penarik Becak, Mpu Godo Berhasil Ciptakan Keris yang Ter..
Mpu Godo yang memperlihatkan dan menyerahkan Keris Jalak Tilamsari karyanya kepada Gusti Yudo --
"Kalau tidak salah, saya lahir tahun 1979 atau 1980, saya lupa persisnya", ujarnya terkekeh.
"Saya mulai mengerjakan keris baru lima bulan, tepatnya mulai 17 Agustus tahun ini", sambung Mpu Godo yang mulai berkisah.
BACA JUGA:Diberhentikan atau Diangkat PNS Tanpa Tes, Nasib Tenaga Kontrak dan Honorer Ditentukan RUU ASN
Meskipun terbilang belum lama, tapi Mpu Godo termasuk mpu yang produktif. Karena sejak menggeluti profesi ini, tidak kurang lima puluh bilah keris sudah diselesaikannya. Pamornya pun beragam, ada pamor Udan Mas, Wos Utah, Kulit Semongko, Merutu Sewu, Wengkon, Unggak Semi dan Pedaringan Kebak.
Sebelumnya Mas Godo banyak mengerjakan pembuatan senjata tradisional nusantara semisal golok atau celurit berpamor. Kebetulan di Kelurahan Kajar Karang Tengah, Wonosari dimana Mas Godo menetap mayoritas warganya berprofesi sebagai pandai besi. Awalnya persentuhan Mas Godo dengan dunia keris ketika bertemu dengan Mas Sarjiman seorang polisi aktif yang juga bergabung dalam komunitas Lar Gangsir.
"Pak Sarjimanlah yang menemukan saya, waktu itu beliau sedang mencari pembuat alat pertanian tapi mengerti soal teknik menciptakan pamor, selanjutnya dalam seminggu beliau pasti berkunjung untuk membimbing saya dalam mempelajari ilmu tentang metalurgi (ilmu yang mempelajari sifat-sifat kimia dari logam dan cara memanfaatkan logam untuk kehidupan) saya adalah murid beliau", ujar Mas Godo tersenyum bangga.
"Pak Sarjiman pulalah yang memberi nama belakang saya yaitu Priyantoko kalau nama Godo itu nama saya ketika masih berprofesi sebagai penjahit", ujar lelaki yang bernama asli Supriyanto ini.
Saat ini di Wonosari, ada tiga orang Mpu Keris yaitu Mpu Ngadeni yang sudah sepuh, Mpu Puryadi dan Mpu Godo yang sebelumnya sempat 5 tahun berprofesi sebagai penarik becak. Banyak orang menduga bahwa Mpu Godo merupakan keturunan Mpu Keris terkenal di Gunung Kidul.
"Saya tidak tahu soal itu, saya hanya berniat nguri-nguri budaya (melestarikan budaya) sebab ilmu penempaan logam di nusantara mungkin lebih hebat dari teknik pembuatan pisau Damaskus yang terkenal itu," demikian mantan penarik becak yang biasa mangkal di terminal Wonosari ini.
Belum lama ini Mpu Godo membangun Besalen ukuran 6x6 meter (tempat pembuatan keris) dibelakang rumahnya, dengan gaya joglo. Disanalah Mpu Godo dibantu dua orang Panjak (pembantu Mpu) bekerja, kadang Mpu Godo dibantu oleh Galang anak lelakinya yang baru saja tamat SMK.
"Saya melihat Mpu Godo memiliki bakat dan potensi untuk menjadi Mpu besar, dia serius menekuni dunia pembuatan tosan aji, dia sangat rendah hati dan cenderung pemalu, dia tidak mau menjadikan keris tua sebagai bahan keris karena menghormati si Mpu-nya. Dia mau mengerjakan dari awal", ujar Drs. Anusapati, MFA dosen Pascasarjana ISI Yogyakarta memberi penilaian ketika dibincangi disela-sela pameran kemaren.
Sumber: