DPM PTSP Beri Kemudahan Pelayanan Untuk Investor

DPM PTSP Beri Kemudahan Pelayanan Untuk Investor

DOK/RK : Kepala DPM PTSP Provinsi Bengkulu, Karmawanto, M.Pd--

RK ONLINE - Berdasarkan data dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Bengkulu, perkembangan investasi yang telah dilakukan di wilayah Bengkulu menunjukkan nilai realisasi investasi yang cukup baik. 

 

Hal ini dapat terlihat dengan target investasi sekitar Rp 9 triliun sudah terealisasikan hingga 79 persen hingga triwulan III tahun 2022.

 

"Di triwulan pertama realisasi kita hanya Rp 1,6 triliun, Rp 1,8 triliun triwulan II dan triwulan ketiga kita mencapai Rp 2,6 triliun. Kalau kita komulasikan investasi di Bengkulu atau realisasi investasi sudah mencapai angka 79 persen," ungkap Kepala DPM PTSP Provinsi Bengkulu, Karmawanto, M.Pd, Jumat (11/11). 

 

Ia menyebut, peningkatan realisasi dan capaian investasi setiap triwulanya ini berkat inovasi yang lakukan pihaknya yakni dengan melakukan pelayanan hibrid yakni gabungan layanan secara daring dan luring bagi para investor yang ingin berinvestasi di Bengkulu.  "Kami melakukan pendampingan secara hibrid bagi para investor maupun dalam hal pelayanan pengurusan izin-izin yang ada bagi seluruh pengusaha terutama yang berada diluar daerah," ungkap Karmawanto. 

 

Ia menambahkan, pelayanan hibrid diberikan pihaknya lantaran mayoritas penanam modal atau pengusaha yang ada di wilayah Bengkulu berasal dari luar daerah, sehingga memiliki keterbatasan jika harus dilakukan pelayanan manual atau secara tatap muka langsung. Sehingga dengan layanan hibrid para pengusaha yang ada dapat mengurus izin dan lainnya secara online serta bisa melakukan zoom meeting.

 

BACA JUGA:Maksimalkan Investasi, Pemrov Rampungkan Dokumen RZWP3K 

 

"Pelaku usaha kita di Bengkulu hampir 80 persen tidak di Bengkulu tapi usahanya di Bengkulu, sehingga yang ada hanya manajemen operasional dan pemasaran, sedangkan pusatnya diluar Provinsi. Disaat kita minta terkait pengurusan kegiatan penanaman modal atau laporan investasi yang mereka tanamkan, itu membuat mereka kelabakan. Sehingga mengatasi hal ini kita lakukan pelayanan hibrid," Karmawanto.

 

Sumber: