Kendaraan Listrik Belum Cocok untuk Bengkulu, Jika...
FOTO/IST : Anggota DPD RI, Hj. Riri Damayanti John Latief.--
RK ONLINE - Banjir menimbulkan banyak persoalan di Bengkulu. Awal bulan Juli 2022 yang lalu, banjir di Bengkulu menyebabkan 24.680 rumah mengalami gangguan pasokan listrik. Selain itu, sebanyak 189 gardu listrik yang terdampak, lima tiang beton patah dan 27 gawang JTM putus.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Riri Damayanti John Latief menuliskan hal tersebut dalam laporannya untuk Sidang Paripurna Masa Sidang I Tahun Sidang 2022-2023 menyangkut persoalan yang terjadi di Bengkulu.
"Pasokan listrik di Bengkulu kerap mengalami gangguan ketika bencana seperti pohon tumbang, tanah longsor dan banjir melanda. Sejauh ini PLN cukup sigap memperbaiki. Tapi yang lebih penting lagi dalam hal ini adalah persoalan banjirnya, karena kemarin di pusat sudah ada yang menyatakan berkomitmen untuk menanggulangi," kata Hj Riri Damayanti John Latief, Jumat (21/10).
Wakil Ketua Umum BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Provinsi Bengkulu ini memaparkan, persoalan banjir ini akan jadi masalah ketika Inpres 7/2022 tentang penggunaan kendaraan bermotor berbasis listrik untuk instansi pemerintahan di Bengkulu diterapkan.
"Kondisi banjir dan banyaknya genangan air yang seringkali terjadi di Bengkulu saat hujan turun tidak cocok untuk penggunaan kendaraan bermotor berbasis listrik," jelas Hj Riri Damayanti John Latief.
Lulusan Magister Manajemen Universitas Bengkulu ini menjelaskan, menurut ahli, motor pada mobil listrik yang diproduksi saat ini belum dirancang untuk kondisi banjir maupun genangan air.
"Ketika menerobos banjir atau genangan air, sistem kelistrikan mobil dan sejumlah komponen lain bisa mengalami kerusakan atau korsleting yang mungkin berpotensi memunculkan kecelakaan fatal. Ini menurut ahli, bukan kata saya," lanjut Hj Riri Damayanti John Latief.
BACA JUGA:Awasi Empat Hal Ini Secara Khusus
Ketua Umum Pengurus Cabang (Pengcab) Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Kepahiang ini menambahkan, belum memadainya infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) juga menjadi alasan belum bisanya kendaraan bermotor berbasis listrik diterapkan di Bengkulu.
"Penggunaan kendaraan listrik ini kedepan adalah sebuah keniscayaan untuk menyelamatkan bumi dari krisis iklim. Harapannya kedepan penggunaan energi kotor bisa sepenuhnya diganti dengan energi bersih. Maka PR buat pemerintah adalah menyiapkan infrastrukturnya dengan baik di seluruh daerah," demikian Hj Riri Damayanti John Latief. (**)
Sumber: