Ancaman Resesi, Pemda Diminta Lakukan Ini

Ancaman Resesi, Pemda Diminta Lakukan Ini

FOTO/IST : Anggota DPD RI, Hj. Riri Damayanti John Latief.--

RK ONLINE - Dunia tengah menghadapi ancaman resesi yang diprediksi akan terjadi pada 2023 mendatang. Pemerintah Republik Indonesia telah mengidentifikasi risiko dan melakukan berbagai langkah yang diperlukan untuk menghadapi ancaman resesi tersebut.

Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Riri Damayanti John Latief mengatakan, pemerintah daerah di Bengkulu tak boleh lengah dan hendaknya ikut serta mempersiapkan langkah-langkah antisipasi dalam menghadapi ancaman resesi dunia tahun 2023 mendatang.

"Alhamdulillah menurut laporan, Indonesia tergolong aman dari ancaman resesi tahun depan. Tapi langkah antisipasi tetap diperlukan. Lakukan sejak dini. Dimulai dari sekarang, karena siapapun yang tidak siap dalam menghadapi resesi ini bakal kolaps," kata Hj Riri Damayanti John Latief, Rabu (19/10). 

Wakil Ketua Umum BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Provinsi Bengkulu ini menjelaskan, salah satu langkah terbaik dalam mengantisipasi resesi tahun depan adalah dengan mendongkrak ketahanan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

"Mulai sekarang, jangan lagi beli produk luar selagi warga Bumi Rafflesia bisa memproduksinya sendiri. Ini sangat penting agar pertumbuhan ekonomi Bengkulu tetap stabil dan bergerak positif. Untuk Pemda sendiri mesti menghidupkan UMKM ini dengan stimulus dan aturan yang menguntungkan mereka," ujar Hj Riri Damayanti John Latief.

Lulusan Magister Manajemen Universitas Bengkulu ini menekankan, salah satu upaya kongkrit lainnya yang dapat dilakukan pemerintah daerah adalah dengan cara mengoptimalkan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk pemanfaatan produk dalam negeri. 

"Kalau kualitasnya belum sebaik produk luar, maka PR pemerintah daerah berarti bertambah, bagaimana supaya kualitas produk lokal bisa bersaing, minimal di pasar nasional dulu deh. Tapi di Bengkulu untuk produk tertentu sudah keren kok, seperti kopi, malah sudah bisa go internasional, tinggal lagi pemasarannya," tukas Hj Riri Damayanti John Latief.

 

BACA JUGA:Senator Riri Serap serta Perjuangkan Aspirasi Petani dan Peternak

 

Perempuan yang digelari Putri Dayang Negeri oleh Masyarakat Adat Tapus ini menambahkan, pemerintah daerah juga hendaknya melakukan penyesuaian terhadap Upah Minimum Provinsi (UMP) Bengkulu tahun 2023 sesuai dengan kebutuhan hidup terbaru setelah naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Naiknya BBM ini sangat berpengaruh dengan naiknya harga-harga dan memukul daya beli buruh atau pekerja. Meningkatkan upah buruh salah satu langkah yang diperlukan untuk menghadapi resesi. Insya Allah kalau daya beli masyarakat bagus, inflasi tidak melonjak dan ekonomi Bengkulu akan selamat," demikian Hj Riri Damayanti John Latief.

Untuk diketahui, potensi resesi ekonomi global terjadinya lantaran dunia tengah menghadapi the perfect storm atau tantangan 5C yaitu covid-19 yang belum selesai, conflict Ukraina yang berkepanjangan, climate change atau perubahan iklim, commodity price yang melonjak, dan cost of living dampak dari inflasi. (**)

 

Sumber: