Terjadi Secara Nasional

Terjadi Secara Nasional

DOK/RK : Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah--

RK ONLINE - Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu mencacat angka inflasi di Provinsi Bengkulu mengalami lonjakan sebesar 1,22 persen, dengan sektor yang menyumbang inflasi tertinggi yakni kelompok trasportasi sebesar 8,8 persen. Lonjakan kenaikan inflasi ini secara garis besar disumbangkan oleh kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) lantaran naiknya biaya transportasi baik angkatan darat, laut, atau udara. 

Gubernur Bengkulu, Dr. H Rohidin Mersyah, MMA menyampaikan, sektor transportasi memberikan peningkatan angka inflasi daerah akibat penyesuaian dan kenaikan harga BBM terjadi secara menyeluruh secara nasional. Seperti halnya kenaikan harga tiket pesawat yang mempengaruhi angka inflasi Bengkulu. 

"Iya, harga tiket pasti naik dan posisi mahal karena ada kenaikan harga BBM. Nanti kita akan melihat, karena ini terjadi secara nasional dan bukan ditempat kita saja penyumbang inflasi itu transportasi," ungkap gubernur Rohidin.

Lebih lanjut, sektor transportasi yang luas tentunya berdampak besar dan penyumbang angka inflasi yang diperhitungkan. Terlebih, kebijakan naiknya harga BBM yang membuat sektor transportasi terdampak merupakan kebijakn nasional, dan secara menyeluruh juga merasakan dampaknya. 

"Mungkin akibat dari penyesuaian kenaikan harga BBM. Tentunya kebijakan ini diintervensi secara nasional," singkat Rohidin. 

 

BACA JUGA:Melonjak, Kota Bengkulu Alami Inflasi 1,22 Persen

 

Untuk diketahui, dari data BPS Provinsi Bengkulu di bulan September 2022, Bengkulu mengalami lonjakan angka Inflasi sebesar 1,22 persen dan menempatkan Bengkulu pada posisi nomor 29 nasional dan diurutan ke-8 dari 24 kota yang ada di pulau Sumatera. Dengan angka kumulatif sampai bulan September 2022, inflasi Bengkulu diangka 5,77 persen dan Inflasi tahun ke tahun (September 2021-September 2022) mencapai angka sebesar 6,71 persen. Angka inflasi ini termasuk yang tertinggi dari angka nasional per September sebesar 1,17 persen, angka kumulatif sebesar 4,84 persen, dan inflasi tahunan sebesar 5,95 persen.

Sumber: