Kasus Terus Meningkat, Bengkulu Darurat PMK
DOK/RK : PMK : Kegiatan pemeriksaan wabah PMK terhadap ternak oleh tim--
RK ONLINE - Jumlah hewan berkuku belah yang terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terus meningkat dan menyebar luas di 9 wilayah kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu. Dengan peningkatan kasus ini, Provinsi Bengkulu yang sebelumnya berstatus waspada saat ini telah ditetapkan darurat wabah PMK.
"Kasus PMK masih terus bertambah, Bengkulu sudah masuk kategori darurat PMK," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Bengkulu, drh. Muhammad Syarkawi.
Dengan perubahan status tersebut, Disnakeswan bersama tim maupun Satuan Tugas (Satgas) lebih intensif lagi melaksanakan pencegahan dan penanggulangan PMK. Diantaranya mengawasi lalu lintas hewan ternak baik antar wilayah Provinsi maupun kabupaten/kota. Serta memaksimalkan vaksinasi agar potensi hewan terpapar PMK bisa diantisipasi secara optimal.
"Dengan kondisi ini ada gerakan-gerakan yang lebih intensif untuk mengatasi wabah PMK ini," ujar Syarkawi.
Sementara itu, dalam rilis Disnakeswan hingga 5 Agustus 2022 tercatat ada 6.695 total kasus PMK yang terdata. Dengan jumlah ternak yang dinyatakan sembuh sebnyak 2.870 ekor ternak. Kemudian ada 17 ekor ternak yang dipotong bersyarat, sehingga ada sisa 3.777 masih positif PMK. Sedangakan dalam realisasi penyuntikan vaksin PMK dari alokasi yang ada sebnyak 38.300 dosis vaksin telah disuntik kepada ternak sebanyak 10.497 dosis vaksin di wilayah Provinsi Bengkulu.
Syarkawi menyebut, realisasi vaksinasi PMK belum maksimal karena memiliki beberapa kendala salah satunya tim maupun satgas kesulitan melakukan penyuntikan ternak yang mayoritas tidak dikandangkan atau lepas liar.
"Yang tersulit tim mencari ternak-ternak sehat yang akan di vaksin karena mayoritas ternak yang ada adalah ternak yang dilepas liarkan. Sehingga kesulitan mengumpulkan ternak untuk vaksin," tukasnya. (gju)
Sumber: