Bahaya Perilaku Konsumtif
FOTO/IST : Anggota DPD RI, Hj. Riri Damayanti John Latief.--
RK ONLINE - Persoalan pembiayaan di Provinsi Bengkulu terlalu didominasi oleh kebutuhan konsumtif. Hal ini terkonfirmasi dari tingkat rasio kredit terhadap simpanan dan kredit penggunaan yang masih berfokus pada konsumsi sebagaimana dirilis ahli perbankan Bengkulu, belum lama ini.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Riri Damayanti John Latief mengatakan, sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat harusnya tercermin dalam kehidupan sehari-hari berupa gemar menabung, tidak boros, atau hanya membeli barang-barang yang memang diperlukan.
"Nggak usah beli barang yang tidak perlu, berperilaku boros sampai-sampai harus terlilit hutang, bikin susah diri sendiri, apalagi sampai menyusahkan orang lain. Syukuri yang ada yang Allah subhanahu wa ta'ala beri," kata Hj Riri Damayanti John Latief, Rabu (13/7).
Kakak Pembina Duta Generasi Berencana (GenRe) BKKBN Provinsi Bengkulu ini menjelaskan, menurut penelitian, perilaku masyarakat semakin konsumtif alias boros seiring menjamurnya e-commerce terutama di kalangan millenial yang gandrung dengan sistem belanja yang praktis.
"Beli barang cuma pencet HP, terus tinggal tunggu di rumah, barang pun sampai. Tambah lagi kalau banyak diskon. Kendalikan nafsu. Bijaklah berteknologi, hindari hedonisme dan gaya hidup palsu," pesan Hj Riri Damayanti John Latief.
Wakil Ketua Umum BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Provinsi Bengkulu ini menekankan pentingnya peran keluarga dalam membentuk mental atau perilaku produktif sejak dini dengan sikap tegas para orang tua membatasi anak mereka agar tidak boros dan belajar menghargai kerja.
"Perilaku konsumtif ini kalau dibiarkan bahaya, saat anak tumbuh jadi pejabat sifat itu akan membawanya pada perilaku korupsi, saat terbiasa hidup mewah sifat itu akan membawanya pada perilaku boros. Jadi memang harus dimulai dari keluarga, sejak dini," tandas Hj Riri Damayanti John Latief.
Wakil Ketua Bidang OPK BKMT Dewan Masjid Indonesia Provinsi Bengkulu ini berharap pemerintah dapat mendorong suburnya zakat, infaq dan sedekah di seluruh instansi dan lembaga agar Allah subhanahu wata'ala perbaiki pola konsumsi, produksi dan distribusi dalam komunitas masyarakat.
"Pemerintah punya tanggung jawab mendorong budaya produktif di tengah-tengah masyarakat, terciptanya banyak lapangan kerja dan menekan kemiskinan. Insya Allah lewat zakat, infaq dan sedekah akan banyak fakir miskin yang bisa punya penghasilan sendiri dan ikut serta memajukan bangsa," tutup Hj Riri Damayanti John Latief. (**)
Sumber: