Ini Kebijakan Pemprov Atasi Inflasi

Ini Kebijakan Pemprov Atasi Inflasi

RK ONLINE - Beberapa waktu lalu, jajaran Pemprov Bengkulu dan instansi terkait bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) telah menggelar High Level Meeting membahas inflasi di Bengkulu. Pembahasan inflasi ini sangat penting, pasalnya menjelang bulan suci ramadhan dan hari raya kerap terjadi kenaikan harga yang menyumbang besar pada angka inflasi daerah. Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Bengkulu, Joni Marsius mengatakan, jika inflasi tidak dikendalaikan angka akan naik. Di Bengkulu sendiri diprediksi inflasi tertinggi pada angka 4,42 persen atau terendah pada 3,42 persen. "Kenaikan inflasi ini bersumber dari berbagai kriteria, diantaranya kenaikan harga komoditi seperti minyak goreng, harmonisasi pedoman perpajakan (HPP) terhadap 300 komoditi di Bengkulu yang naik dari 10-11 persen, serta potensi kenaikan lainnya karena hari besar keagamaan," katanya. Sementara itu, Gubernur Bengkulu, Dr. H. Rohidin Mersyah, M.MA menyampaikan, untuk menekan inflasi daerah instansi dan stakeholder terkait harus mengambil langkah menstabilkan harga pangan, terutama saat bulan Ramadhan. "Memastikan bahan pangan tersedia dan terjangkau itu harus dilakukan. Semua pihak harus ambil bagian, seperti halnya peran bulog yang sangat penting dimana Bengkulu sudah surplus gabah dan bisa diolah serta dipasarkan di bengkulu. Dengan demikian dapat mensuplai kebutuhan dan membuat bengkulu jadi lumbung beras," papar Rohidin. Lebih lanjut, dirinya juga meminta OPD teknis untuk memastikan sentra perternakan penghasil daging. Pemprov didukung BI juga akan melakukan temu investasi antara peternak dengan suplaier yang menyediakan kebutuhan peternakan baik pelaku usaha tradisional maupun modern. Selain itu, dalam mengatasi inflasi juga Rohidin meminta agar semua pihak mendukung pintu masuk Bengkulu, dan memastikan arus transportasi lancar. "Kita minta Dinas PUPR segera mengerjakan mengerjakan pemeliharaan rutin jalan, terutama jalan provinsi dan jalan poros kota, agar kelancaran distribusi bahan pangan teratasi," jelas Rohidin. Terakhir, gubernur Rohidin meminta mengatasi permasalahan stabilitas harga, hala ini diakukan karena adanya perbedaan harga komoditas yang signifikan di pasar dalam lingkup wilayah yang sama. "Seperti di Pasar Panorama dan Pasar Minggu, ada perbedaan 2-3 ribu rupiah pada komoditas, jumlah ini sangat besar. Ini semua karena informasi yang tidak merata sehingga tidak simetris, jika tidak diatasi akan menyebabkan permasalahan," demikian gubernur Rohidin.   Pewarta : Gatot Julian/Krn

Sumber: