Keluarga Tolak Autopsi

Keluarga Tolak Autopsi

RK ONLINE - Jenazah Suci Rahmadani (15) sudah dimakamkan oleh pihak keluarganya di Desa Temdak Kecamatan Seberang Musi. Pihak keluarga santriwati Pondok Pesantren (Ponpes) Al Munawaroh di Desa Tebat Monok Kecamatan Kepahiang ini menolak dilakukan autopsi, mereka pun membuat surat pernyataan penolakan. Karena itu jenazah korban langsung di bawa ke desanya (Desa Temdak, red), Selasa (8/3) sore. Diketahui, korban yang masih duduk di bangku kelas IX ini merupakan santriwati yang pintar serta berprestasi. Korban disebut memang tidak bisa berenang karena itu dia tenggelam saat mandi di sungai Musi Tebat Monok. Pengurus Ponpes Al Munawwaroh, Faturrohman Syamsudin menerangkan, diringa sedang berada di Pasar Kepahiang saat mendapatkan informasi bahwa korban meninggal dunia. Korban meninggal dunia karena tenggelam saat mandi di aliran sungai musi yang tidak jauh dari lokasi Ponpes. "Saya mendapatkan informasi itu kisaran pukul 16.30 WIB dan saya langsung pulang, ternyata anak tersebut (Korban, red) sudah dibawa ke rumah. Anak-anak yang mandi di sungai tersebut tanpa sepengatahuan kita. Padahal sudah ada larangan dari kita, tidak boleh ke luar dari lingkungan Ponpes," kata Faturrohman. Dijelaskannya, pada masa pandemi ini pihak Ponpes tidak mengizinkan santri dan santriwati ke luar dari lingkungan Ponpes. Bahkan orangtua para santri dan santriwati pun dilarang berkunjung. "Namanya juga anak-anak rasa keingitahuannya tinggi, sehingga bisa ke luar dari lingkungan Ponpes. Jadi, dalam hal ini kita juga tidak menyalahkan anak-anak karena memang masa anak-anak rasa keingintahuannya sangat tinggi," ujar Faturrohman. Sementara itu, rekan korban Cindi yang ikut mandi mengungkapkan, niat untuk mandi ke sungai musi merupakan ide bersama. Ketika sampai di sungai, kata Cindi, dia bersama teman-temannya yang lain sudah mengingatkan korban agar tidak ikut berenang. Tapi larangan tersebut tidak diindahkan korban. "Kita sudah tahu kalau dia tidak bisa berenang. Sudah kami sarankan untuk tidak ikut, karena airnya dalam," terang Cindi. Menurut Cindi, awalnya korban memegang baju salah satu teman mereka. Namun tidak berselang lama, hanya tangan korban yang terlihat di dalam air. "Yang kami tahu hanya tangannya saja yang terlihat," singkat Cindi Terpisah Kapolres Kepahiang Polda Bengkulu, AKBP. Suparman, S.IK, MAP melalui Kasat Reskrim, Iptu. Doni Juniansyah, SM mengatakan, sebelum dibawa ke rumah duka, korban sempat dibawa ke RSUD Kepahiang untuk dilakukan visum dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. "Kita bawa ke RSUD Kepahiang dan kemudian dibawa ke rumah duka di Desa Temdak Kecamatan Seberang Musi. Keluarga korban menolak untuk dilakukan autopsi dengan menandatangani surat penolakan," kata Kasat Doni. Dari informasi pihak keluarga, lanjut Kasat Doni, korban merupakan santriwati yang pintar dan berprestasi. Selain itu korban juga tidak ada terlibat permasalahan apapun dengan orang lain. "Terkait kejadian ini, kami mengimbau kepada masyarakat yang tidak bisa berenang supaya tidak mandi sungai karena sangat berbahaya," demikian Kasat.   Pewarta : Epran Antoni/Krn

Sumber:

Keluarga Tolak Autopsi

Terkini

Terpopuler

Pilihan